Kewirausahaan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi peluang, mengelola risiko, dan menciptakan solusi bisnis yang inovatif. Dalam konteks pembangunan nasional yang berkelanjutan, menumbuhkan jiwa wirausaha sejak usia dini bukan lagi sekadar inisiatif pendidikan, melainkan sebuah fondasi krusial dan investasi strategis. Penanaman nilai ini sejak awal mempersiapkan generasi muda untuk menjadi penggerak perubahan yang mandiri dan produktif, yang pada gilirannya akan mendorong penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing ekonomi. Upaya ini sejalan dengan SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas) yang menekankan pentingnya pembelajaran inklusif dan keterampilan hidup sejak dini.
Berita

Penanaman jiwa kewirausahaan merupakan pondasi penting bagi pembangunan karakter generasi muda agar memiliki kemandirian, kreativitas, dan daya juang dalam menghadapi tantangan masa depan. Oleh karena itu pengembangan karakter kewirausahaan harus dimulai sejak dini, untuk mendukung hal tersebut kegiatan program pengabdian masyarakat dilakukan dengan mengusung tema âKewirausahaan Kreatif: Menumbuhkan Insting Bisnis Kreatif Sedari Dini di SD Giritirtoâ. Program ini dipilih untuk mengatasi tantangan yang berada di lokasi mitra yaitu minimnya pengetahuan siswa mengenai kewirausahaan dan kewirausahaan kreatif.
Wonosari, 11 September 2025. Program Studi Manajemen & Penilaian Properti (MPP), Â Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM berkolaborasi dengan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Gunungkidul menyelenggarakan pelatihan satu hari penuh (08.30â16.00 WIB) yang berfokus pada peningkatan kapasitas aparatur dalam penilaian dan pemanfaatan aset daerah. Pelatihan ini dirancang untuk memperkuat penerapan praktik teknis sesuai standar profesi (KEPI, SPI) serta mendorong tata kelola aset berbasis data, sehingga pengelolaan aset publik menjadi lebih optimal dan berkontribusi pada peningkatan PAD. Kegiatan diikuti oleh sekitar 60 peserta yang merupakan pengelola aset di lingkungan BKAD.
Oleh :
Dr. Agusta Ika Prihanti Nugraheni , S.E. , M.B.A ,
Elton Buyung Satrianto , S.E. , M.B.A , Satriyo Dwicahyo , S.E. , M.Sc. ,
Fani Pramuditya , S.E. , M.B.A. ,
Saiqa Ilham Akbar BS. , S.E. , M.Sc. ,
Dr. Johannes Soeprihanto , M.I.M.
Oleh : Dr. Agusta Ika Prihanti Nugraheni , S.E. , M.B.A , Elton Buyung Satrianto , S.E. , M.B.A , Satriyo Dwicahyo , S.E. , M.Sc. , Fani Pramuditya , S.E. , M.B.A. , Saiqa Ilham Akbar BS. , S.E. , M.Sc. , Dr. Johannes Soeprihanto , M.I.M.

Kurikulum Merdeka untuk Sekolah Dasar terutama kelas V, akan membekali peserta didik untuk memahami bidang ilmu pengetahuan IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) yang selalu berkembang dari waktu ke waktu. Dengan belajar IPAS mendorong peserta didik untuk lebih mencintai fenomena alam dan sosial di sekitar kita, sehigga dengan memahami topik topik, maka akan meningkatkan kecintaan peserta didik akan alam dan aspek sosial dari kehidupan manusia. Melalui proses pembelajaran IPAS dalam kurikulum Merdeka, maka peserta didik akan memahami secara lebih mendalam hal hal dan  fenomena yang terjadi di sekitar hidup peserta didik sehari hari baik di sekolah maupun di rumah dan di tempat lain seperti pada saat berkunjung ke keluarga atau kerabat dan berekreasi. Setelah peserta didik memahami, maka diharapkan akan semakin menyayangi lingkungan hidup kita dengan memelihara atau menjaganya sebagai wujud dari kecintaan pada ciptaan Tuhan dan menghargai secara adil  kecanggihan teknologi untuk membantu kehidupan manusia lebih efisien dan efektiv dan Sejahtera dalam jangka panjang.
Metode evaluasi pembelajaran untuk peserta didik sekolah dasar di daerah yang kondisi ekonomi sosial dan infrastruktur belum mendukung secara optimum, maka perlu mengembangkan peraga Pendidikan yang lebih sesuai yaitu dengan mempertimbangkan banyak factor secara comprehensive. Kondisi infrastruktur internet yang masih relative terbatas khususnya untuk mendukung proses belajar secara lebih efektiv.  Jumlah peserta didik yang relative sedikit yaitu 10 siswa menunjukan bahwa sekolah belum menjadi daya tarik yang besar atau kuat bagi sebagian besar  orang tua  di wilayah sekitar sekolah berada menyekolahkan anaknya bersekolah di sekolah dasar Giritirto, hal ini bisa menyebabkan daya saing untuk bersaing dalam berprestasi kurang kuat karena peserta didik kemungkinan berasal dari siswa yang motivasi belajar biasa dan rendah atau tidak terlalu kuat. Rendahnya motivasi pada gilirannya akan menurunkan kepercayaan diri peserta didik sehingga keinginan untuk bersaing dalam hal menunjukan kinerja siswa, guru dan sekolah sehingga dapat meningkatkan kinerja sekolah pada rating yang lebih tinggi.
YOGYAKARTA â Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, melaksanakan program pengabdian masyarakat bertajuk âPenerapan Game-Based Learning melalui Board Game Edukatif Petualangan Uangku sebagai Media Literasi Keuanganâ. Kegiatan ini dipimpin oleh Fani Pramuditya, S.E., M.B.A., dengan dukungan mahasiswa Program Studi Perbankan, Andri Akila Prasetya dan Syaila Fania Puspa Hatmoko. Program ini merupakan bagian dari upaya SV UGM untuk memperkuat tingkat literasi keuangan di komunitas pendidikan dasar melalui pembelajaran inovatif berbasis permainan.
Di tengah meningkatnya kebutuhan literasi keuangan sejak usia dini, dua mahasiswa Sekolah Vokasi UGM Andri Akila Prasetya dan Widyaningsih Nurcahyani Putri dalam tim pengabdian masyarakat yang dipimpin oleh Fani Pramuditya S.E., MBA., mengembangkan sebuah media pembelajaran kreatif bernama Petualangan Uangku. Produk ini lahir dari keprihatinan terhadap rendahnya pemahaman anak-anak sekolah dasar mengenai cara membedakan kebutuhan dan keinginan, serta pentingnya menabung. Melalui observasi di SD Negeri Giritirto, Purwosari, Gunungkidul, siswa di sekolah tersebut belum terbiasa mengelola uang saku mereka, sebagian besar menghabiskannya untuk membeli jajanan (keinginan) tanpa mempertimbangkan prioritas (kebutuhan).

Wonosari, Gunungkidul – Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah menjadi kunci utama dalam mencapai kemandirian fiskal daerah. Melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang difasilitasi oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Sekolah Vokasi UGM dengan ketua Mukhlis, S.E., M.Acc., telah dirumuskan tiga hasil inovasi strategis untuk mendorong Pendapatan Asli Daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Ketiga inovasi tersebut berdasarkan hasil usulan bersama 28 peserta yang mewakili 16 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Gunungkidul. Peserta terbagi menjadi 3 kelompok dalam rumpun kesehatan, ekonomi perdagangan, dan teknologi pertanian.




