Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), teknik storyboard dan copywriting menjadi dua alat yang sangat penting dalam pengembangan produk dan pemasaran. Keduanya tidak hanya membantu UMKM dalam menyampaikan pesan yang jelas dan menarik kepada konsumen, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ke-8, yang menekankan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak untuk semua. Storyboard adalah representasi visual dari ide atau cerita yang digunakan untuk merencanakan dan mengorganisir berbagai elemen dalam produksi, baik itu untuk video, iklan, atau presentasi produk. Dengan menggunakan storyboard, pelaku UMKM dapat merencanakan alur cerita produk mereka secara lebih terstruktur. Hal ini memungkinkan mereka untuk memahami bagaimana produk akan dipersepsikan oleh konsumen dan bagaimana setiap elemen dari produk tersebut dapat berinteraksi satu sama lain. Menurut penelitian dari Prasmul-ELI, storyboard tidak hanya membantu dalam merencanakan visualisasi produk tetapi juga meningkatkan pengalaman pengguna dengan memetakan perjalanan konsumen (customer journey) secara lebih efektif. Ini sangat penting bagi UMKM yang ingin meningkatkan kepuasan pelanggan dan memaksimalkan nilai produk mereka.
SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Di era digital yang semakin berkembang pesat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Yogyakarta menghadapi tantangan dan peluang baru dalam meningkatkan daya saing mereka. Digital marketing menjadi salah satu strategi kunci yang dapat membantu UMKM, termasuk anggota Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI), untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan. Kekayaan budaya dan ragam produk khas Yogyakarta seharusnya menjadi sebuah kekuatan yang memiliki nilai lebih.
Integrasi pasar keuangan di kawasan ASEAN memiliki peran strategis dalam mencapai tujuan SDG 8, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta menciptakan lapangan kerja yang layak. Berdasarkan penelitian yang diuraikan, pasar keuangan di ASEAN, termasuk Indonesia, menunjukkan interkoneksi yang signifikan. Interkoneksi ini memungkinkan penyebaran dampak positif, seperti peningkatan investasi lintas negara, diversifikasi risiko, dan efisiensi pasar.
Konsekuensi peran BUMN sebagai agar dapat berkontribusi pada pembangunan dan perekonomian nasional, serta penerimaaan negara baik berupa pajak, deviden dan penerimaan negara bukan pajak lainnya. Jika dikaitkan dengan kontribusi perusahaan BUMN kepada negara, maka perlu dikaji secara mendalam, karena pemandatan setiap BUMN tidak sama yang disebabkan karena tujuan penyediaan pelayanan public dan profit oriented. Untuk mendukung tujuan tersebut, maka pemerintah (APBN) , melakukan investasi dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN), yang termasuk kategori investasi permanen, yang berarti sejak awal sudah diputuskan untuk tidak diambil atau ditarik dari BUMN. PMN bertujuan untuk memperbaiki struktur modal, baik dalam bentuk restrukrisasi, bagi perusahaan BUMN yang membukukan rugi maupun karena proporsi hutang (modal asing jangka panjang) yang lebih besar dari modal sendiri (struktur modal tidak optimum sehingga perlu restrukrisasi modal).
Kolaborasi antara dunia industry dan dunia pendidikan (DUDI), telah terjalin dengan sangat baik antara program studi perbankan Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM dengan ASEPHI Jogyakarta dalam berbagai bentuk, mulai dari magang mahasiswa baik secara mandiri maupun MBKM, prakerind, pendamping event secara professional dan kegiatan pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa. Kegiatan yang dimotivasi oleh alumni sebagai pengurus ASEPHI yang ingin mempererat hubungan antara dunia kampus dengan industry, pasca covid terjadi. Kegiatan Magang mandiri dan terstruktur yang dikonversi menjadi mata kuliah, telah dirasakan manfaatnya oleh kedua belah pihak karena baik waktu yang cukup yaitu 4 bulan, dan jumlah mahasiswa yang terstruktur memungkinkan kedua belah pihak dapat merencanakan kegiatan dengan bentuk dan manfaat yang sangat terukur. Sementara Prakerind yang merupakan bentuk project based learning bagi model pembelajaran, mengembangkan mahasiswa untuk mengelola waktu dengan baik, karena, mahasiswa dan mitra anggota ASEPHI harus bekerja di sela sela waktu kuliah pada semester berjalan. Sementara kegiatan pengabdian kepada Masyarakat, yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, ddikemas berdasarkan kebutuhan dari anggota, yang didahului oleh diskusi mendalam antara tim pengabdi dengan pengurus dan sudah mensepakati adanya seminar series, yang berisi materi materi yang ditentukan oleh kebutuhan anggota ASEPHI.
Tim EcoCouture dari Universitas Gadjah Mada berhasil meraih prestasi membanggakan dengan meraih juara pertama dalam ajang lomba Ajang Sharia Business Plan Competition yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa (HIMA) Ekonomi Islam Universitas Padjadjaran. Lomba tersebut merupakan salah satu cabang lomba dari Padjadjaran Islamic Economics Summit (PIES) tahun 2024 yang mengusung tema “Optimizing the Role of the Young Generation in Increasing the Potential of Islamic Social Finance in the National Economy”. Perlombaan ini bertujuan untuk mewadahi kompetisi antar mahasiswa/i aktif D3, D4, dan S1 dari seluruh Indonesia. Bentuk kegiatan SBPC ini adalah perlombaan karya tulis berupa perencanaan bisnis sesuai dengan tema yang telah ditentukan dimana rencana bisnis tersebut dirangkum ke dalam bentuk Business Model Canvas (BMC).
UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, menyumbang 61% dari PDB nasional pada tahun 2023, namun banyak UMKM menghadapi tantangan signifikan, seperti rendahnya efisiensi operasional dan kualitas produk akibat keterbatasan inovasi dalam manajemen sumber daya manusia (SDM). Untuk mengatasi kendala ini, pengembangan SDM yang tepat menjadi krusial dalam mendukung daya saing dan keberlanjutan UMKM.
BUMDES Binangun Sendang Artha merupakan badan usaha milik desa yang terletak di Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. BUMDES ini didirikan pada 29 Mei Tahun 2017 dengan menjalankan dua unit usaha bisnis yaitu, unit jasa keuangan mikro dan unit perdagangan dan jasa. Keberadaan BUMDES bagi perekonomian Kalurahan Sendangsari dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan ekonomi rakyat agar menjadi tangguh dan mandiri, serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga desa. Dengan maksud tersebut, BUMDES ini memiliki tujuan untuk mendorong peningkatan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan daerah.
Dalam industri penilaian properti di Indonesia, perang harga akibat ketidaksamaan standar imbalan jasa antar-Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) menjadi permasalahan yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Ketidakseimbangan ini tidak hanya berdampak pada kualitas layanan, tetapi juga menghalangi terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan (SDG 8). Sebagai respons, tim Peneliti dari Prodi Manajemen dan Penilaian Properti Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada menghadirkan solusi digitalisasi sistem informasi untuk menyelaraskan penetapan imbalan jasa di sektor ini. Dengan memanfaatkan pedoman standar tahun 2023, sistem ini dirancang untuk menambahkan indikator biaya yang lebih relevan, seperti transportasi dan akomodasi. Inovasi ini mendorong keadilan dalam penetapan harga jasa, sekaligus menciptakan pasar yang lebih sehat dan kompetitif.
Efisiensi operasional merupakan salah satu indikator penting dalam menilai kontribusi bank Syariah terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, khususnya dalam mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs) ke-8, yaitu Decent Work and Economic Growth. Studi terbaru menunjukkan bahwa Unit Usaha Syariah (UUS) memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dibandingkan Bank Umum Syariah (BUS). Temuan ini didasarkan pada analisis terhadap 12 BUS dan 19 UUS selama periode 2018–2023, yang mengukur efisiensi operasional menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sebagai variabel utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UUS unggul dalam mengelola biaya secara efisien, terutama melalui struktur organisasi yang lebih ramping dan fleksibilitas operasional yang tinggi. Keunggulan efisiensi pada UUS juga didukung oleh beberapa faktor penting, seperti skala operasi yang memungkinkan sinergi sumber daya dengan bank induk konvensional. Hal ini memberikan keuntungan dalam mengurangi beban operasional yang biasanya lebih besar pada BUS yang berdiri sendiri.