Kabupaten Gunungkidul menghadapi tantangan fiskal yang tidak ringan. Struktur pendapatan daerah masih didominasi oleh transfer pemerintah pusat, yang mencapai sekitar 76 persen dari total pendapatan, sementara kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru sekitar 14 persen. Ketimpangan ini membuat ruang fiskal APBD sangat rentan terhadap perubahan kebijakan pusat dan membatasi kemampuan daerah untuk membiayai program strategis pembangunan.
News
Oleh : Raden Roro Fosa Sarassina , M.B.A. , Ph.D. dan Paramita Her Astuti , S.E. , M.Sc
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada kembali menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat. Program ini dipimpin oleh Rr. Fosa Sarassina, Ph.D, dengan dukungan beberapa dosen dan mahasiswa dari Departemen Ekonomika dan Bisnis (DEB). Program ini mengusung tema “Pengembangan Pengetahuan dan Semangat Kewirausahaan Siswa SD Negeri Giritirto Purwosari Gunungkidul melalui Media Video Interaktif”.
Oleh : Raden Roro Fosa Sarassina , M.B.A. , Ph.D. , Paramita Her Astuti , S.E. , M.Sc
Kewirausahaan merupakan salah satu kompetensi penting yang perlu ditanamkan sejak usia dini. Pendidikan kewirausahaan di sekolah dasar tidak hanya mengajarkan cara berbisnis, tetapi juga menumbuhkan sikap kreatif, percaya diri, dan mandiri. Menurut konsep pendidikan karakter, pembelajaran yang berbasis pengalaman langsung akan lebih mudah dipahami, karena mendorong mereka untuk berpikir kritis dan mencoba hal baru.
Yayasan Cinta Qur’an (YCQ) adalah lembaga pendidikan dan sosial yang terletak di Kalurahan Purwomartani, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. YCQ memberikan pendidikan tanpa biaya bagi anak yatim, yatim piatu, serta pendidikan berbayar dengan biaya sesuai dengan tingkat kemampuan orang tua. Saat ini, YCQ mengelola anak didik mukim sejumlah 12 orang dengan biaya sukarela, murid non mukim sejumlah 35 orang tanpa biaya, siswa Taman Pendidikan Quran (TPQ) sejumlah 75 orang dengan biaya sukarela. Setelah 8 tahun berjalan, YCQ menghadapi tantangan serius terkait pembiayaan operasional karena ketergantungan pada donasi masyarakat (charity). Donasi tersebut sifatnya fluktuatif dan telah mengalami penurunan signifikan, dari 210 donatur pada tahun 2017 menjadi kurang lebih 20 orang di tahun 2025 ini. Kondisi ini mendesak YCQ untuk segera merumuskan langkah konkret guna menciptakan sumber pendapatan alternatif yang berkelanjutan.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh PriceWaterhouseCoopers (PwC) pada tahun 2014 terungkap bahwa sebagian besar bisnis di Asia Tenggara merupakan jenis bisnis berbasis keluarga, dengan angka mencapai 60 persen dari Perusahaan publik. Adapun di Indonesia, porsi bisnis keluarga sangat dominan yakni mencapai 95 persen Perusahaan publik. Kontribusi terhadap Perekonomian Domestik Bruto (PDB) nasional bahkan mencapai 25 persen (Wisudanto et al., 2024). Hanya saja, bisnis keluarga ini tidak bertahan lama. Sebanyak 30 persen yang berhasil bertahan hingga generasi kedua dan kurang dari 13 persen yang tetap berjalan hingga generasi ketiga dari keluarga. Kondisi teresebut menunjukkan pentingnya membangun bisnis keluarga dengan memperbaiki pondasi dan menguatkan orientasi. Rendahnya tingkat resiliency dan sustainability tersebut menunjukkan adanya kerapuhan dalam mebangun bisnis keluarga, bisa jadi membangun bisnis tidak karena menyengaja tetapi karena keterpaksaan.
Moslem Family Preneur memberikan panduan membangun keluarga mandiri dan menyiapkan generasi islami. Kemandirian ditopang oleh entrepreneurship berbasis keluarga, sedangkan Islam menjadi pijakan dalam membangun keluarga dan mendidik anak. Selain memberikan konsepsi bagaimana menyeimbangkan aspek kemandirian dan pendidikan, pembahasan diberikan berdasarkan pengalaman dan rubrik tanya jawab yang diasuh penulis sehingga dekat dengan permasalahan keseharian keluarga.
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN TATA KELOLA KOPERASI MERAH PUTIH KALURAHAN KALIAGUNG KAPANEWON SENTOLO KULON PROGO

Â
Kulon Progo, 31 Juli 2025 dosen dan mahasiswa D4 Akuntansi Sektor Publik Sekolah Vokasi UGM menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan tata kelola Koperasi Merah Putih. Pelatihan dan pendampingan ini dilaksanakan dalam rangkaian Program Pengabdian kepada Masyarakat 2025 dari Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik, Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM sebagai bentuk kepedulian terhadap pengembangan masyarakat di Kalurahan Kaliagung Sentolo Kulon Progo. Pelatihan ini bertujuan untuk membantu masyarakat di Kalurahan Kaliagung menghadapi masalah dalam mengimplementasikan tata kelola koperasi yang baik, akuntabel, dan efektif pada Koperasi Merah Putih. Pelatihan dilakukan dengan memberikan pendampingan dan pelatihan teknis kepada pengurus maupun anggota Koperasi Merah Putih di Kalurahan Kaliagung bagaimana cara mengelola koperasi yang baik untuk mewujudkan koperasi menjadi lembaga ekonomi yang mandiri dan dapat memberikan kontribusi nyata pada peningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kalurahan Kaliagung.
Koperasi Desa Merah Putih didirikan sebagai badan usaha yang beranggotakan masyarakat desa dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi secara bersama-sama melalui pemberdayaan potensi lokal dan pengelolaan berkelanjutan. Kehadirannya didasarkan pada kebijakan pemerintah terkait upaya peningkatan ketahanan pangan dan pusat penggerak ekonomi desa.
Program Studi Akuntansi Sektor Publik berkomitmen untuk berperan aktif dalam membantu percepatan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satu bentuk kegiatan tersebut yaitu kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di masyarakat atau untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.





