Dalam beberapa tahun terakhir, pasar modal telah mengalami transformasi signifikan dengan meningkatnya perhatian terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). ESG kini menjadi salah satu kriteria utama dalam pengambilan keputusan investasi, menggantikan paradigma tradisional yang hanya berfokus pada keuntungan finansial. Di tengah meningkatnya kesadaran global terhadap isu keberlanjutan, integrasi ESG dalam pasar modal bukan hanya menjadi tren, tetapi juga kebutuhan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi

Tim Sekolah Vokasi UGM yang terdiri dari Faiz Zamzami1, Siti Muslihah, Umar Taufiq, Rendra Nandira Widriati , Eva Alyanda Umi Khasanah , Adiel Boanerge Gananputra, Ashila Najwa Salsabilla Wd , Maulana Fikrie Rizaldi yang berasal dari Departemen Ekonomika dan Bisnis dan Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada berkolaborasi mengembangkan aplikasi sediaan berbasis android yang diberi nama Sediaku. Pengembangan Aplikasi sediaku dilakukan menggunakan Android studio, dengan menggunakan teknologi UI Jetpack Compose serta bahasa pemrograman Kotlin. Pengembangan aplikasi dilakukan berdasarkan desain wireframe, UI, dan skema arsitektur.
Perkembangan teknologi pada era saat ini memberikan pengaruh yang signifikan pada kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek, salah satunya aspek ekonomi. Berbagai persoalan informasi yang kompleks tentunya memerlukan solusi yang sistematis dan terorganisir agar informasi dapat disediakan secara cepat dan akurat. Hadirnya teknologi sistem informasi menyediakan kemudahan bagi para pelaku ekonomi untuk mengelola dan mengembangkan usahanya secara efektif dan efisien. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) sebagai salah satu pelaku ekonomi di Indonesia memiliki peranan yang krusial dalam perekonomian Indonesia. Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) per Maret 2021, UMKM memberikan kontribusi sebesar sebesar 61,07% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, atau senilai Rp8.573,89 Triliun setiap tahunnya dari total 64,2 juta UMKM di seluruh Indonesia (Kementerian Keuangan, 2022). Adapun menurut Dataku Bappeda DIY (2024), D.I. Yogyakarta sendiri memiliki 324.745 UMKM mikro dengan 279.282 pelaku UMKM atau sebesar 86,05% bergerak pada sektor perdagangan dan manufaktur di tahun 2022. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan dan manufaktur memiliki peranan signifikan atas perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gambar Ilustrasi
Meskipun OECD telah menyoroti peningkatan utang pemerintah akibat belanja berlebih, terutama setelah krisis keuangan 2008, dalam satu manuskripnya berjudul Restoring Fiscal Sustainability, tampaknya studi dan kebijakan yang berorientasi pada upaya pengelolaan keuangan negara berbasis keberlanjutan tidak cukup popular di tengah-tengah masyarakat. Salah satu aspek penting pengelolaan keuangan negara yang perlu disoroti adalah penganggaran karena menjadi rujukan kebijakan, dirumuskan secara politis, dan mencerminkan orientasi pemerintah pada periode tersebut. Terlebih cukup banyak negara yang mengadopsi rezim anggaran defisit yang memungkinkan terwujudnya celah inefisiensi.
Beberapa penelitian justru mengungkapkan adanya keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesenjangan, seperti penelitian oleh Panzera & Postiglione (2022) di Eropa dan Andriansyah et al. (2023) di Indonesia. Tampaknya penting untuk mengidentifikasi sumber pertumbuhan ekonomi. Selain untuk mengetahui sebaran penentu pertumbuhan berdasarkan sektor ekonomi maupun wilayah (region), informasi tersebut juga dapat digunakan untuk menentukan ‘kebocoran’ atau inefisiensi yang berkontribusi buruk terhadap lingkungan. Spiezia & Weiler (2007) memetakan sumber pertumbuhan ekonomi di Uni Eropa menurut wilayah sebagai tampak pada gambar berikut
Sumber: Spiezia & Weiler (2007)
Inefisiensi belanja pemerintah dapat dideteksi salah satunya dari semakin lebarnya defisit fiskal dan meningkatnya SiLPA atau SiLPA. Kondisi tersebut seharusnya tidak terjadi, terlebih pada rezim defisit anggaran. Perencanaan anggaran yang baik seharusnya mampu menjembatani antara kebutuhan dan kemampuan fiskal pemerintah dengan parameter yang tepat sehingga tidak terjadi inefisiensi. Faiz dan Zamzami (2024) melakukan penelitian yang bertujuan memberikan bukti empiris keterkaitan penganggaran defisit dengan pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia.
Pengelolaan keuangan negara yang baik, terutama dalam penganggaran, akan mendukung terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainability Development Goals (SDGs), terutama SDGs 8 dan 13. (Red. Faiz dan Zamzami)
Persepsi masyarakat mengenai perbankan syariah di Indonesia sangat beragam, dipengaruhi oleh pemahaman, pengalaman, dan pengetahuan mereka tentang sistem ini. Beberapa faktor utama yang memengaruhi pandangan masyarakat terhadap perbankan syariah:

Gambar Ilustrasi
Pemasaran digital saat ini menjadi alat penting bagi berbagai usaha dan organisasi untuk bersaing di pasar. Namun, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam menerapkan strategi pemasaran digital yang membatasi kemampuan mereka untuk berkompetisi secara efektif. Beberapa hambatan utama yang dihadapi UMKM mencakup keterbatasan akses teknologi, kurangnya literasi digital, keterbatasan sumber daya manusia (SDM), persaingan yang ketat, rendahnya kualitas produk, serta akses permodalan yang terbatas. Tantangan-tantangan ini menunjukkan bahwa meskipun UMKM memiliki potensi besar untuk tumbuh melalui pemasaran digital, terdapat berbagai faktor internal dan eksternal yang perlu diatasi agar mereka dapat bersaing di pasar digital.
Gambar Ilustrasi
Perbankan syariah menawarkan alternatif bagi masyarakat yang ingin menjauhi praktik riba dan berinvestasi secara etis. Bank syariah juga memiliki peran penting dalam mendukung proyek-proyek sosial dan ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat, sehingga berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia didukung oleh landasan hukum yang kuat, yaitu Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yang memberikan kepastian hukum bagi operasional bank syariah. Dengan adanya regulasi ini, industri perbankan syariah diharapkan dapat berkembang lebih cepat dan terstruktur.
Kulonprogo, 9 November 2024 – Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan Seminar Nasional Hasil-Hasil Pengabdian kepada Masyarakat (SNH2PM) 2024 sebagai upaya memperkuat kontribusi pengabdian masyarakat bagi pembangunan berkelanjutan. Seminar ini menghadirkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan oleh akademisi dan praktisi di berbagai bidang, dengan fokus pada dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan.
Kulonprogo, 20 Agustus 2024 – Dalam rangka mendukung pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di sektor perbankan dan memajukan perekonomian daerah, sejumlah dosen dari Program Studi Manajemen dan Penilaian Properti, Departemen Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini berfokus pada Pelatihan Teori dan Praktik Penilaian Agunan yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian SDM perbankan di Kabupaten Kulonprogo.

Dua mahasiswi Program Studi Perbankan yang tergabung dalam tim Kuliah Kerja Nyata Buru Basudara Kabupaten Buru, Maluku melakukan pemberdayaan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Desa Waimangit, Kecamatan Air Buaya. Dua mahasiswi tersebut adalah Ecclesia Candra Wibowo atau yang sering disapa Aca dan Vincencia Fera Rini Tri Setianingsih atau Tia. Kedua mahasiswi tersebut melakukan pemberdayaan dengan memberikan beberapa program pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku UMKM di Desa Waimangit. Pemberdayaan UMKM ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan pelaku usaha mengenai beberapa strategi dan pengelolaan bisnis berskala kecil dan menengah. Melimpahnya potensi daerah yang tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang mumpuni menyebabkan harga komoditas menjadi tidak maksimal. Hal ini melatarbelakangi pembentukan program pemberdayaan dengan melakukan pendampingan dan pelatihan kepada pelaku usaha dibawah bimbingan dosen pembimbing lapangan Prof. Ir. Bambang Suwigyo,S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.