
Dalam sebuah acara penting bagi komunitas akademik, perwakilan tim peneliti dari Program Studi Pembangunan Ekonomi Kewilayahan, Amesta Ramadhani, turut berpartisipasi dalam IRSA Conference 2025 yang diselenggarakan di Semarang pada 14–15 Juli 2025. Konferensi tahunan ini mengangkat tema “Localizing Smart Economy and Infrastructure for Inclusive Growth and Sustainability”, yang menyoroti pentingnya inovasi ekonomi dan infrastruktur dalam mendorong pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan.
Dalam presentasinya, Amesta Ramadhani menyoroti urgensi memahami dampak ekonomi jangka panjang dari bencana, terutama banjir, sebuah isu yang semakin relevan di tengah perubahan iklim. Ia mengungkapkan bahwa bencana tidak hanya menimbulkan gangguan sementara pada aktivitas ekonomi, tetapi juga berdampak sistemik terhadap produktivitas dan pembangunan daerah dalam jangka panjang.
Salah satu poin utama yang disampaikan Ramadhani adalah pentingnya mengintegrasikan perencanaan pembangunan wilayah dengan strategi pengurangan risiko bencana. Ia menegaskan bahwa investasi dalam pembangunan ketangguhan wilayah merupakan langkah krusial untuk meminimalisasi dampak negatif bencana terhadap ekonomi. Hal ini sejalan dengan komitmen Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mengurangi ketimpangan.
Hasil awal dari penelitian tersebut juga menyoroti bagaimana banjir memperdalam ketimpangan sosial-ekonomi, terutama bagi kelompok masyarakat marjinal yang paling rentan terdampak dan mengalami kesulitan dalam proses pemulihan. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi disparitas sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pembangunan yang inklusif dan tangguh terhadap bencana.
Konferensi IRSA 2025 turut menghadirkan beragam lokakarya dan diskusi panel lintas bidang, yang mempertemukan para akademisi, pembuat kebijakan, dan praktisi untuk bertukar wawasan serta merumuskan solusi kolaboratif dalam menghadapi tantangan pembangunan wilayah, risiko bencana, dan perubahan iklim.
Partisipasi Amesta Ramadhani dalam IRSA Conference 2025 menjadi bagian dari upaya akademisi dalam menyampaikan hasil penelitian yang dapat mendukung perumusan kebijakan pembangunan wilayah yang lebih responsif terhadap risiko bencana dan tantangan ketimpangan. [Red. Ames]