Belitung — Kanya Cinantya Nisaaloka, mahasiswa Program Studi Manajemen dan Penilaian Properti, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sijuk, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Desa Sijuk terdiri dari tiga dusun yaitu Ulu, Piak Air, dan Simpang Empat, yang memiliki potensi wisata dan budaya kaya seperti Masjid Al-Ikhlas (masjid tertua di Belitung), Kelenteng Sijuk, Mangrove Kuale, Lava Bantal Siantu, dan usaha lokal seperti belacan Sijok.
Tema yang diusung tim KKN unit Pulau Belitung Periode II Tahun 2025 adalah “Pemberdayaan masyarakat Desa Sijuk dan Desa Sungai Padang dalam mewujudkan desa mandiri yang berfokus pada pengelolaan sumber daya berkelanjutan, pengembangan ekowisata, dan inovasi ekonomi lokal.” Kanya sendiri ditempatkan di Desa Sijuk.
Selama KKN, mahasiswa dan masyarakat bekerja sama menjalankan berbagai program pemberdayaan yang bertujuan menjadikan desa lebih mandiri. Di antaranya program “Celengan Pintar” yang mengajak anak-anak SD membuat celengan dari botol bekas untuk menanamkan budaya menabung dan pemanfaatan limbah plastik Ada pula program “EcoCandle by Jelantah” yang mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi untuk meminimalisir limbah sekaligus membuka peluang ekonomi baru
Di bidang pengembangan ekowisata, tim KKN membuat materi promosi wisata lokal, memperbaiki fasilitas pendukung, dan mendata spot wisata di Sijuk agar bisa dikelola masyarakat setempat.
Ilmu manajemen yang dipelajari di kampus sangat membantu pelaksanaan program. Manajemen operasional diterapkan dalam mengatur alur produksi lilin dan celengan agar efisien. Manajemen pemasaran digunakan untuk branding produk ramah lingkungan, penentuan harga, dan promosi lokal. Manajemen sumber daya manusia dipakai untuk pelatihan warga agar mampu mengelola usaha secara mandiri, sementara manajemen keuangan membantu penyusunan anggaran serta pencatatan pengeluaran dan pemasukan. Seluruh kegiatan ini mendukung pencapaian beberapa tujuan SDGs seperti SDG8, SDG11, SDG12, dan SDG15 melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, inovasi ekonomi lokal, dan pelestarian lingkungan.
Menjelang penarikan KKN, Kanya dan tim menggelar Festival “Begalor Sijoek” sebagai bentuk terima kasih kepada masyarakat sekaligus pamitan. Awalnya tim pesimis karena kekurangan tenaga kerja untuk persiapan maupun pelaksanaan, namun kekhawatiran itu sirna ketika penduduk desa dan karang taruna setempat memberikan bantuan penuh. Dukungan tersebut menjadikan festival berlangsung meriah dan meninggalkan kesan mendalam bagi tim.
“Kami pulang dari Desa Sijuk bukan hanya membawa laporan dan hasil program, tetapi juga membawa keluarga baru yang hangat, kenangan indah, dan pengalaman menjadi bagian dari masyarakat,” tutur Kanya.
KKN ini membuktikan bahwa kolaborasi mahasiswa dan masyarakat dapat memperkuat kemandirian desa, mengembangkan potensi lokal, serta menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan yang tak ternilai (Red. Kanya)