|
Perencanaan Model Laba Stratejik bagi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) khususnya yang menerima Penyertaan Modal Negara menjadi factor yang sangat penting dalam pengelolaan penyertaan modal negara (PMN) pada BUMN sampai dengan tahun 2023, sehingga dapat ,mendukung 5 program Prioritas Nasional yaitu (1) Program Pembangunan Infrastuktur dan kreativitas (SDG 9), (2) Program Kedaulatan Pangan (SDG 1)., (3) program Pembangunan Maritim (SDG 14). (4) Program Industri Pertahanan dan Keamanan serta Program kemandirian Ekonomi Nasional yang sejalan dengan SDG 8. Faktor yang mempengaruhi laba jangka panjang adalah tingkat efektivitas aktiva, efisiensi departemen pemasaran dan sturktur modal yang mencerminkan proporsi modal asing jangka panjang dengan modal sendiri. Perencanaan laba dengan menganalisis tiga factor tersebut, akan menjadi dasar untuk menyusun rencana strategi perusahaan BUMN.
SDG 9, Infrastruktur, Inovasi dan Industrialisasi.
Efektivitas keputusan investasi, baik investasi aktiva lancar dan aktiva tetap yang optimum akan menghasilkan perputaran asset yang tinggi, sementara penciptaan laba bersih atau laba usaha dari kinerja operasi perusahaan dengan menggunakan indikator penjualan, akan meningkatkan efisiensi modal perusahaan. Dengan menggunakan proporsi modal asing dan modal sendiri, melalui PMN yang didasarkan pada kajian kelayakan yang cermat, akan mampu meningkatkan kinerja BUMN yang mengelola atau mendapat pemandatan dalam bidang infrastruktur, inovasi dan industrialisasi sesuai sehingga akan meningkatkan Pembangunan ekonomi nasional khususnya melalui sektor infrstruktur dan industrialisasi yang lebih efektif dan efisien. Analisis Dupont dapat menghasilkan aanalisis yang mempu membantu manajemen BUMN meningkatkan kinerja keuangan perusahan BUMN
SDG 1, Tanpa Kemiskinan
Dengan pemerintah memiliki sebagian besar atau seluruh modal perusahaan BUMN, maka peningkatan kinerja keuangan BUMN penerima PMN otomatis akan meningkatkan pendapatan negara yang berasal dari pajak, deviden dan atau penerimaan negara bukan pajak, yang pada gilirannya akan mengurangi kemiskinan Masyarakat.Perencanaan laba dengan mengelola 3 variabel yaitu pemanfaatan asset, pengendalian biaya pada Tingkat penjualan tertentu dan menjaga struktur modal akan meningkatkan kontribusi BUMN kepada negara dan akan meningkatkan kemampuan belanja negara untuk menurunkan Tingkat kemiskinan.
SDG 14, Ekosistem Lautan
Kinerja BUMN penerima PMN, secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada perbaikan ekosistem kelautan, baik dengan peningkatan kegiatan ekspor maupun impor dengan armada yang semakin canggih dari output perusahaan BUMN. Peningkatan kinerja perusahaan BUMN yang memproduksi alat transport akan menekan biaya produksi melalui pengurangan import dan bahkan mampu meningkatkan nilai tambah.
SDG 8, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan kinerja keuangan perusahaan BUMN akan meningkatkan kinerja stakeholder, mulai dari internal yaitu karyawan dan manajemen dalam bentuk renumerasi dan bonus, yang sekaligus akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk membeli barang dan jasa yang ada di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan, selain itu juga pihak eksternal, mulai dari supplier bahan baku, dan penyedia modal yang lain, yang akan mendapat imbalan berupa sewa dan penerimaan yang relevan sesuai dengan transaksi bisnis, sedang kreditur juga akan dipuaskan dengan tingginya earning before interest and taxt yang dihasilkan sehingga mampu untuk membayar beban tetap baik berupa bunga, coupon maupun angsuran dan pemerintah baik sebagai pemilik atau regulator akan mendapatkan imbalan berupa pajak, deviden dan penerimaan negara bukan pajak yang berdampak pada peningkatan pendapatan negara dan sekaligus akan meningkatkan kemampuan negara atau pemerintah untuk belanja.
Kajian tentang analisis Dupont untuk mengetahui factor yang mempengaruhi laba dari perusahaan BUMN penerima PNM, sangat mendukung program SDGs, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan kuantitas dan kualitas pembangunan infrastruktur, inovasi dan industrialisasi yang akan meningkatkan efektivitas asset yang dimiliki, sehingga tingkat perputaran aktiva dan net profit margin yang tinggi, sekaligus meningkatkan nilai perusahaan maksimum dan kesejahteraan stake holder termasuk kesejahteraan pemilik maksimum. Penerimaan negara sebagai pemilik perusahaan BUMN, juga akan meningkatkan pendapatan yang pada gilirannya akan mengurangi dan bahkan dapat mendukung program program pengentasan dan pembebasan kemiskinan baik program padat karya atau bantuan langsung tunai dan pemberian subsidi yang lain, dengan meningkatnya penerimaan pemerintah. Meningkatnya kinerja keuangan baik pengelolaan, asset maupun efisiensi dalam menggunakan modal, dengan Tingkat suntikan modal dari pemerintah akan membantu industry strategis, dapat menghasilkan output dan outcome yang memuaskan pasar. Tingginya kinerja keuangan juga mampu menjadi daya tarik para professional untuk ikut mengelola BUMN, sehingga karyawan pada khususnya dan masyarakat terdampak langsung atau tidak langsung mendapat pekerjaan yang layak sebagai akib.at peningkatan pertumbuhan ekonomi. (Red.Sufitri dkk.)