Di era digital yang semakin berkembang pesat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Yogyakarta menghadapi tantangan dan peluang baru dalam meningkatkan daya saing mereka. Digital marketing menjadi salah satu strategi kunci yang dapat membantu UMKM, termasuk anggota Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI), untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan. Kekayaan budaya dan ragam produk khas Yogyakarta seharusnya menjadi sebuah kekuatan yang memiliki nilai lebih.
Melihat data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa UMKM menyumbang sekitar 60% terhadap PDB nasional dan menyerap lebih dari 97% tenaga kerja di Indonesia. Namun, banyak pelaku UMKM yang masih kesulitan dalam memasarkan produk mereka secara efektif. Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sekitar 70% pengguna internet di Indonesia aktif menggunakan media sosial, menjadikannya platform yang sangat potensial untuk pemasaran produk. Banyak dari UMKM yang memiliki produk yang berkualitas tinggi akan tetapi tidak cukup mampu bersaing dengan produk luar karena pemasarannya yang kurang optimal.
Digital marketing memungkinkan UMKM untuk menjangkau konsumen lebih luas dengan biaya yang lebih efisien dibandingkan metode pemasaran tradisional. Dengan memanfaatkan platform seperti Instagram, Facebook, dan e-commerce, UMKM dapat meningkatkan visibilitas produk mereka secara signifikan. Sebuah studi menunjukkan bahwa bisnis yang aktif di media sosial dapat meningkatkan penjualan hingga 30% dalam waktu satu tahun. Meskipun digital marketing menawarkan banyak peluang, banyak pelaku UMKM di Yogyakarta yang menghadapi berbagai tantangan dalam mengadopsi teknologi ini. Beberapa tantangan utama meliputi:
- Keterbatasan Pengetahuan Digital: Banyak pelaku UMKM yang belum memiliki pemahaman yang cukup tentang cara menggunakan alat digital untuk pemasaran.
- Akses Terbatas ke Teknologi: Beberapa UMKM di daerah terpencil mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses internet atau perangkat digital.
- Persaingan yang Ketat: Dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang beralih ke pemasaran digital, persaingan menjadi semakin ketat.
ASEPHI berkomitmen untuk membantu anggotanya dalam mengatasi tantangan ini melalui berbagai program pelatihan digital marketing. Salah satu inisiatif penting adalah program pelatihan “Digital Marketing & Communication” yang difokuskan pada pengembangan keterampilan anggota dalam videografi, penyusunan storyboard, dan copywriting. Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan praktis kepada anggota ASEPHI agar mereka dapat memasarkan produk kerajinan mereka secara efektif.Terdapat contoh program SiBakul Jogja merupakan salah satu upaya pemerintah daerah untuk mendigitalisasi koperasi dan UMKM di Yogyakarta. Program ini menyediakan pelatihan keterampilan digital dan akses ke platform e-commerce bagi pelaku usaha. Data menunjukkan bahwa program ini telah berhasil meningkatkan pendapatan para peserta hingga 40% setelah mengikuti pelatihan. Melalui SiBakul Jogja, peserta mendapatkan dukungan dalam hal pembuatan website, pengelolaan media sosial, serta akses ke pasar online.
Sehingga dalam rangka meningkatkan kapasitas digital para anggota UMKM, Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) telah menjalin kerja sama strategis dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Kolaborasi ini diwujudkan melalui pelaksanaan program pelatihan yang dirancang khusus untuk menjawab tantangan digitalisasi dalam dunia usaha. Pada bulan September 2024, Program Studi D4 Perbankan, Sekolah Vokasi UGM, sukses mengadakan rangkaian pelatihan yang menarik antusiasme tinggi dari para pelaku UMKM anggota ASEPHI.
Pelatihan ini mencakup berbagai topik penting yang dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan digital yang relevan dengan kebutuhan pasar saat ini. Beberapa materi yang dibahas cara menyusun ide dan rencana konten yang menarik untuk menarik perhatian konsumen. Selanjutnya, memberikan wawasan tentang produksi konten foto dan video serta strategi penjualan melalui platform TikTok Live Shopping dan Instagram Reels. Tak hanya itu, para peserta juga diberikan kesempatan untuk mempraktikkan langsung materi yang diperoleh melalui sesi simulasi dan studi kasus.
Dengan pendekatan yang integratif dan aplikatif, pelatihan ini diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan pasar, meningkatkan daya saing, dan mendukung pertumbuhan bisnis mereka di era yang semakin kompetitif ini. Kolaborasi antara ASEPHI dan UGM ini menjadi bukti nyata pentingnya sinergi antara dunia usaha dan akademisi dalam mendorong transformasi UMKM menuju era digital. Dengan semua pembekalan yang diberikan diharapkan tujuan ke-10 dari SDGs untuk mendukung upaya mengurangi ketimpangan, khususnya dengan memberikan akses pengetahuan dan teknologi digital bagi UMKM di daerah seperti Yogyakarta, sehingga mendorong inklusi ekonomi yang lebih luas dapat tercapai (Red. Fani)