Oleh : Anisa Nurpita, Bagasakara, Fatima Putri Prativi, Miftah Pandu Saputra dan Wieyza Ananda LuqmanYogyakarta, 15 Juli 2025 — Sebagai salah satu ikon budaya sekaligus pusat ekonomi rakyat, Pasar Beringharjo tidak hanya menjadi tempat transaksi, namun juga representasi penting dari keberlanjutan kota. Studi terbaru menyoroti kinerja pengelolaan bangunan dan fasilitas di Pasar Beringharjo, yang mencerminkan tantangan serta potensi besar dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya tujuan ke-11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan.

Penelitian yang dilakukan oleh tim akademisi dan praktisi lokal menunjukkan bahwa meskipun Pasar Beringharjo telah mengalami beberapa peremajaan bangunan, pengelolaan fasilitas seperti sanitasi, ventilasi, sistem drainase, dan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas masih menghadapi berbagai kendala. “Banyak pedagang mengeluhkan minimnya fasilitas kebersihan dan sirkulasi udara yang kurang optimal, terutama di bagian dalam pasar,” ungkap Siti Nuraini, pedagang kain batik di lantai dua Pasar Beringharjo.
Tantangan Infrastruktur dan Pengelolaan
Bangunan pasar yang tergolong tua memerlukan perawatan dan modernisasi tanpa menghilangkan nilai sejarah dan budaya yang melekat. Namun, keterbatasan anggaran serta koordinasi antarlembaga menjadi hambatan dalam optimalisasi pengelolaan fasilitas. Beberapa area pasar mengalami kebocoran saat musim hujan dan kurangnya tempat sampah yang memadai menyebabkan tumpukan sampah di beberapa sudut.
Selain itu, belum semua area pasar ramah disabilitas. Jalur kursi roda, tangga dengan pegangan, serta papan informasi yang mudah dibaca masih belum tersedia secara menyeluruh, menghambat prinsip inklusivitas yang dicanangkan dalam SDG 10 (Mengurangi Ketimpangan) dan SDG 11 (Kota yang Inklusif, Aman, Tangguh, dan Berkelanjutan).
Potensi Peningkatan dan Kontribusi terhadap SDGs
Meski demikian, upaya peningkatan terus dilakukan. Pemerintah Kota Yogyakarta telah menggandeng berbagai pihak, termasuk lembaga donor dan komunitas lokal, untuk menyusun rencana revitalisasi pasar yang lebih ramah lingkungan dan berbasis partisipasi masyarakat. Program seperti pengolahan sampah mandiri, penggunaan energi hemat, dan pelatihan pedagang tentang sanitasi menjadi bagian dari strategi jangka panjang.
Pasar Beringharjo juga berperan penting dalam pencapaian SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, karena menopang ribuan pedagang kecil dan menengah. Selain itu, sebagai pusat ekonomi lokal, pasar ini mendorong pemanfaatan produk lokal, yang turut mendukung SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
Rekomendasi dan Harapan ke Depan
Dari hasil studi ini, direkomendasikan adanya:
- Audit menyeluruh kondisi bangunan dan fasilitas pasar secara berkala.
- Peningkatan investasi untuk perbaikan infrastruktur, khususnya sanitasi dan aksesibilitas.
- Pelibatan pedagang dan masyarakat sekitar dalam pengambilan keputusan revitalisasi pasar.
- Integrasi pendekatan ramah lingkungan dan digitalisasi, seperti pembayaran nontunai dan pengelolaan data pedagang berbasis aplikasi.
Dengan manajemen yang lebih profesional dan berkelanjutan, Pasar Beringharjo tidak hanya akan menjadi pusat perniagaan yang efisien, namun juga ikon pembangunan kota yang inklusif dan berwawasan lingkungan, selaras dengan arah pembangunan global melalui pencapaian SDGs. [Red. Anisa]