Di tengah meningkatnya kebutuhan literasi keuangan sejak usia dini, dua mahasiswa Sekolah Vokasi UGM Andri Akila Prasetya dan Widyaningsih Nurcahyani Putri dalam tim pengabdian masyarakat yang dipimpin oleh Fani Pramuditya S.E., MBA., mengembangkan sebuah media pembelajaran kreatif bernama Petualangan Uangku. Produk ini lahir dari keprihatinan terhadap rendahnya pemahaman anak-anak sekolah dasar mengenai cara membedakan kebutuhan dan keinginan, serta pentingnya menabung. Melalui observasi di SD Negeri Giritirto, Purwosari, Gunungkidul, siswa di sekolah tersebut belum terbiasa mengelola uang saku mereka, sebagian besar menghabiskannya untuk membeli jajanan (keinginan) tanpa mempertimbangkan prioritas (kebutuhan).
āPetualangan Uangku kami kembangkan supaya anak-anak bisa belajar keuangan dengan cara baru yang menyenangkan dan sesuai dengan aktivitas di usia mereka, yaitu bermain,ā ungkap dosen pembimbing pengabdian, Fani Pramuditya, S.E., M.B.A.
Petualangan Uangku dirancang sebagai sebuah board game yang menyederhanakan konsep finansial dasar ke dalam pengalaman bermain yang seru dan mudah dipahami. Pada papan permainan yang penuh warna, anak-anak mengikuti jalur petualangan yang membawa mereka ke berbagai situasi sehari-hari, seperti berbelanja di warung, mengunjungi pasar, pergi ke sekolah, hingga menghadapi kejadian yang tidak terduga. Setiap langkah permainan memiliki tujuan dan mengajarkan cara yang bijak dalam membuat keputusan keuangan. Pemain bisa mendapatkan uang saku, harus memilih antara kebutuhan dan keinginan, atau bahkan menghadapi konsekuensi ketika menghabiskan uang secara berlebihan.
Komponen permainan seperti kartu tugas keuangan, kartu misi keuangan, dan kartu event menjadi media utama bagi anak untuk belajar. Kartu kebutuhan-keinginan memuat benda-benda sederhana yang dekat dengan dunia mereka, seperti pensil warna, mainan robot, makanan, dan lainnya. Melalui kartu ini, anak-anak diajak mendiskusikan apakah suatu barang merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi atau hanya keinginan yang boleh ditunda. Sementara itu, kartu misi menantang mereka untuk memecahkan persoalan kecil, seperti cara mendapatkan uang tambahan dengan cara yang baik dan bertanggung jawab. Kartu event memberikan dinamika permainan melalui kejadian-kejadian yang mengharuskan pemain berpikir kembali tentang konsekuensi keputusan finansial mereka.
Dengan dukungan uang mainan, pion, dan dadu, permainan ini menciptakan simulasi kecil tentang kehidupan ekonomi yang relevan untuk anak usia 8ā12 tahun. Mereka belajar mengelola uang ketika awal permainan, mempertimbangkan waktu untuk menabung, waktu yang tepat untuk membeli sesuatu, dan cara mengelola uang agar cukup hingga akhir permainan. Dalam proses ini, nilai-nilai seperti kedisiplinan, tanggung jawab, dan kemampuan mengambil keputusan terbentuk secara alami.
Petualangan Uangku membuktikan bahwa literasi keuangan tidak harus diajarkan melalui angka dan teori yang kaku. Melalui permainan sederhana, anak-anak dapat merasakan pengalaman langsung dalam mengelola uang, sekaligus memahami bahwa setiap keputusan finansial memiliki dampak. Karya ini menunjukkan bahwa inovasi pembelajaran berbasis gamifikasi memiliki potensi besar untuk mendukung pendidikan dasar, khususnya bagi daerah yang memiliki keterbatasan akses dan sumber daya edukasi keuangan.
Sebagai hasil kreativitas mahasiswa SV UGM, Petualangan Uangku bukan hanya produk pembelajaran, tetapi juga wujud kontribusi nyata terhadap pembangunan literasi keuangan sejak dini. Permainan ini menjadi langkah awal untuk mencetak generasi yang lebih bijak dalam mengelola uang, memahami perbedaan sederhana antara kebutuhan dan keinginan, serta menempatkan menabung sebagai kebiasaan yang penting dalam kehidupan mereka. [Red. Fani]

