ilustrasi AI
Di era perkembangan teknologi digital yang pesat, literasi keuangan digital menjadi semakin penting dalam membangun masyarakat yang cerdas secara finansial sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Selain sebagai kunci inklusi keuangan, literasi ini berperan penting dalam melindungi masyarakat dari risiko pinjaman online ilegal yang semakin marak, terutama di kalangan generasi muda.
Popularitas pinjaman online (pinjol) telah meningkat pesat, menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam pencairan dana. Namun, banyak platform pinjol ilegal yang menyalahgunakan kepercayaan konsumen dengan menerapkan suku bunga yang sangat tinggi dan metode penagihan yang tidak etis. Literasi keuangan digital dapat menjadi solusi penting dalam mencegah masyarakat, khususnya generasi muda, terjerat dalam masalah ini.
Literasi keuangan digital tidak hanya tentang pemahaman dalam menggunakan aplikasi atau platform keuangan, tetapi juga mencakup kemampuan untuk mengenali platform yang legal dan aman serta kemampuan mengelola keuangan secara bijak. Dengan literasi yang baik, masyarakat dapat mengambil keputusan finansial yang lebih cerdas dan terhindar dari jebakan layanan pinjaman ilegal yang merugikan.
Dukungan Literasi Keuangan Digital terhadap SDGs
Peningkatan literasi keuangan digital tidak hanya melindungi masyarakat dari risiko pinjaman online ilegal, tetapi juga mendukung pencapaian SDGs di Indonesia. Berikut beberapa poin SDGs yang dapat dioptimalkan melalui literasi keuangan digital:
1. SDG 1: Mengakhiri Kemiskinan
Dengan literasi keuangan yang lebih baik, masyarakat berpenghasilan rendah dapat lebih mudah mengakses layanan keuangan formal seperti tabungan, pinjaman, dan asuransi mikro. Hal ini membantu mereka mengelola keuangan dengan lebih baik dan memberikan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
2. SDG 8: Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Literasi keuangan digital mendorong lebih banyak individu dan pelaku UMKM untuk terlibat dalam ekonomi digital. Ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan akses yang lebih baik ke modal dan mempercepat pertumbuhan usaha, yang pada gilirannya dapat menciptakan lapangan kerja baru.
3. SDG 10: Mengurangi Kesenjangan
Akses ke layanan keuangan digital membantu mengurangi kesenjangan ekonomi,terutama di wilayah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau oleh layanan keuangan tradisional. Literasi keuangan digital memungkinkan masyarakat di daerah terpencil untuk terlibat dalam ekonomi yang lebih inklusif.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan literasi keuangan digital. Rendahnya akses internet di beberapa daerah, kurangnya pemahaman tentang keamanan digital, serta risiko penipuan online menjadi hambatan utama. Namun, peluang untuk meningkatkan literasi keuangan digital tetap besar, terutama dengan dukungan teknologi dan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Meningkatkan literasi keuangan digital adalah langkah strategis yang efektif untuk mencegah masyarakat, terutama generasi muda, dari risiko pinjaman online ilegal. Selain itu, literasi ini juga memainkan peran penting dalam mendukung pencapaian SDGs di Indonesia. Dengan edukasi yang tepat, penguatan regulasi, dan kolaborasi berbagai pihak, masyarakat dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (Red. Fani)