Sebagai wilayah dengan berbagai potensi wisata kuliner di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo tentunya memiliki camilan dengan keunikan tersendiri. Salah satu cemilan unik asal Kabupaten Kulon Progo adalah Mucuna Chips. Mucuna Chips merupakan keripik tempe berbahan dasar kara benguk yang diproduksi oleh Kelompok Difabel Kalurahan (KDK) Santika. Mucuna Chips didirikan pada tahun 2022 dengan ide pendirian yang digagas oleh salah satu Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) bernama Aris. Aris berpendapat bahwa penting bagi penyandang disabilitas di Kaliagung untuk memiliki sebuah usaha yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Banyaknya tanaman kara benguk yang belum terolah dengan baik mendorong Aris untuk melakukan inovasi. Setelah melalui serangkaian uji coba, pada akhirnya KDK Santika akhirnya berhasil memperoleh racikan keripik tempe benguk yang pas di lidah. Saat ini Mucuna Chips dikelola oleh beberapa orang dan telah menghasilkan berbagai varian produk. Adapun varian produk dari Mucuna Chips adalah original, pedas, dan daun jeruk. Produk Mucuna Chips tersedia berbagai kemasan seperti kemasan ekonomis, pouch, dan toples. Produk tersebut dijual dengan kisaran harga Rp 1000,00 hingga Rp 18.000,00.
Proses operasional Dapur Mucuna hingga saat ini telah berjalan, namun output produksi yang dihasilkan memang belum begitu banyak. Dalam sehari mereka hanya mampu menghasilkan keripik tempe benguk sebanyak 2 kilogram saja, itupun proses produksi tidak dilaksanakan setiap hari. Rendahnya kapasitas produksi tentu berkaitan erat dengan pangsa pasar produk yang masih sempit. Menurut keterangan Bu Tatik salah satu anggota Kelompok Difabel Kalurahan (KDK) Santika dan pembuat keripik Mucuna, pihak produsen selama ini hanya mengandalkan teknologi Whatsapp saja untuk memasarkan produk. Maka pasarnya tidak jauh dari warga setempat saja.
“Selama ini baru cuma saya posting di story Whatsapp saja mbak jadi yang lihat masih sedikit, itu juga ga paling yang lihat warga desa saja” jelas Tatik.
Pemasaran yang dilakukan oleh pihak Dapur Muncuna dinilai kurang efektif untuk membidik skala pasar yang jauh lebih luas lagi. Sebab hanya orang yang menyimpan nomor WhatsApp admin Dapur Mucuna saja yang mampu melihat tayangan foto produk Mucuna Chips, orang-orang yang dimaksud juga masih warga desa setempat. Biasanya warga desa setempat memesan keripik tempe benguk hanya saat ada acara-acara penting seperti hajatan maupun pengajian. Cara yang dilakukan oleh pihak Dapur Muncuna ini masih tradisional sehingga output dan perkembangannya tidak signifikan. Sebenarnya pihak Dapur Mucuna sudah sempat membuat akun online shop Shopee serta akun TikTok Shop. Namun akun tersebut masih sangat kosong dan belum berjalan.
Dengan cita rasa yang gurih serta kalori yang rendah, keripik tempe benguk akan digemari oleh banyak orang. Terlebih saat ini masyarakat sedang kencang menggaungkan daya hidup sehat dengan memilih makan-makan sehat. Keripik tempe benguk Mucuna Chips dapat di-branding sebagai camilan sehat tetapi tetap memiliki rasa yang enak. Dapat dikatakan akan sangat mudah untuk mencari pangsa pasar dari keripik ini, hanya saja memang diperlukan strategi lanjutan untuk menghubungkan produk dengan pangsa pasar yang telah tersedia. Minimnya strategi pemasaran Mucuna Chips disebabkan karena sumber daya yang masih sangat terbatas. Para ibu-ibu pengelola Dapur Mucuna hanya berfokus pada proses operasional pembuatan keripik tempe benguk saja. Sementara untuk pemasaran memang belum terlalu diperhatikan dengan baik mengingat tidak tersedia sumber daya yang mempunyai pengetahuan lebih mengenai dunia pemasaran. Pengelola juga tidak mungkin untuk mempekerjakan ataupun menyewa orang untuk melakukan pemasaran karena alasan dana yang sangat terbatas. Keuntungan yang dihasilkan dari proses produksi hingga penjualan belum mampu digunakan untuk mempekerjakan orang, hanya aman untuk menutup proses produksi saja.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Dosen Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Rr. Fossa Sarassina, M.B.A., Ph.D. melalui Program Pengabdian Masyarakat Tridhrama Perguruan Tinggi menciptakan serangkain program untuk membantu pengelola Dapur Mucuna. Program tersebut meliputi pengenalan konsep digital marketing kepada para pengelola Dapur Mucuna dengan harapan mampu memberikan sedikit gambaran mengenai cara melakukan penjualan melalui media sosial. Langkah pertama yang dilakukan oleh Fossa dan tim adalah memperkenalkan konsep segmenting, positioning, targeting kepada para pengelola Dapur Mucuna. Tidak lupa mereka juga diajarkan komponen 4 P (Product, Price, Place, Promotion) sebagai dasar untuk meningkatkan nilai tambah sebuah produk.
Setelah diberikan bekal melalui sosialisasi, selanjutnya pihak Dapur Mucuna dibantu untuk membuat konten berupa video pemasaran yang relevan dengan tren media sosial, mulai dari konsep video, latar musik yang digunakan, dan pemeran dalam video. Harapannya pembuatan konten tersebut mampu meningkatkan traffic dari brand Mucuna Chips sehingga semakin banyak orang yang mengetahui Mucuna. Tim UGM juga membantu dalam membuatkan akun Shopee dan TikTok Shop terbaru. Tim juga membantu dalam melakukan desain ulang akun dari mulai deskripsi toko dan produk, penempatan foto produk, serta caption postingan agar lebih menarik perhatian lebih banyak orang. Program yang berlangsung selama 4 bulan ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang dialami oleh Dapur Mucuna yakni pangsa pasar yang masih sempit. Dengan pengetahuan tentang cara melakukan pemasaran di media sosial serta pendampingan pembuatan konten dan akun online shop, pangsa pasar dari Mucuna Chips dapat bertambah hingga dapat luar daerah agar menambah pemasukan dari kaum difabel tersebut. (Red. Fosa)