• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • IT Center
  • Perpustakaan
  • Penelitian
  • Webmail
Universitas Gadjah Mada Departemen Ekonomika dan Bisnis
Sekolah Vokasi
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Sekilas tentang DEB SV
    • Sejarah
    • Visi, Misi dan Tujuan Departemen
    • Struktur Pengelola
    • Staff Pengajar
    • Staff Tendik
    • Alur Layanan
  • Akademik
    • Program Studi
      • Sarjana Terapan Akuntansi Sektor Publik
      • Sarjana Terapan Manajemen dan Penilaian Properti
      • Sarjana Terapan Pembangunan Ekonomi Kewilayahan
      • Sarjana Terapan Perbankan
    • Kalender Akademik
    • Jadwal Ujian Tengah Semester
    • Panduan Akademik DEB
    • LAYANAN
      • Agenda Departemen
      • Dashboard Jadwal Perkuliahan
      • Peminjaman Ruang
      • Bantuan Petugas Perkuliahan
      • Barang Temuan
      • Aktivasi Akun Turnitin (Cek Plagiarisme)
      • LAYANAN AKADEMIK
      • LAYANAN PERPUSTAKAAN
      • Kuesioner Layanan
    • SOP Layanan Akademik
    • Jadwal Kuliah
    • Jadwal Ujian Tugas Akhir
    • Layanan Kontak Akademik
    • Ketentuan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
    • Informasi Akreditasi
    • Surat Keterangan Penyetaraan
  • Riset
    • Publikasi
    • Laboratorium DEB SV UGM
      • Profil Singkat Laboratorium DEB
      • Laboratorium Ekonomi
      • Lab. Akuntansi dan Pengembangan Bisnis
      • Kerjasama Institusi
    • Mitra Kerjasama
  • Kemahasiswaan
    • Etika dan Perilaku Mahasiswa DEB SV UGM
    • Komunitas Mahasiswa
    • Prestasi Mahasiswa
    • Informasi Beasiswa
    • Informasi Lowongan Magang
    • Informasi Lowongan Pekerjaan
    • Layanan Kemahasiswaan
  • Alumni
    • Tracer Study
    • Tracing Alumni
  • ADMISI
    • Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru (MABA)
    • 🌍 Visiting Student Program 2025
  • PENGABDIAN
  • Beranda
  • Berita
  • Dampak Bencana Banjir terhadap Perekonomian Indonesia: Tantangan Nyata di Era Perubahan Iklim

Dampak Bencana Banjir terhadap Perekonomian Indonesia: Tantangan Nyata di Era Perubahan Iklim

  • Berita, Berita, News, SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim
  • 25 October 2025, 08.18
  • Oleh: Web Admin
  • 0

Yogyakarta, Oktober 2025 — Indonesia sebagai negara kepulauan tropis dikenal memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap berbagai bencana, terutama bencana hidrometeorologi seperti banjir. Dalam satu dekade terakhir, fenomena ini menunjukkan tren yang semakin meningkat seiring dengan intensifikasi dampak perubahan iklim. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah kejadian banjir meningkat signifikan dari 596 kejadian pada tahun 2014 menjadi 1.420 kejadian pada tahun 2024, dengan puncaknya pada tahun 2021 yang mencapai 1.795 kejadian. Peningkatan ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan lingkungan, tetapi juga berdampak besar terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Menurut data Pusat Data dan Informasi Bencana (DiBI BNPB, 2025), kerugian ekonomi akibat banjir di Indonesia juga turut meningkat dari Rp747 juta pada tahun 2014 menjadi Rp2 miliar pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan bahwa banjir bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga tantangan ekonomi yang serius. Untuk memahami dampak ekonomi dari banjir, tim peneliti dari Departemen Ekonomika dan Bisnis melakukan kajian dengan menggunakan data 34 provinsi di Indonesia selama periode 2014–2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banjir dapat menurunkan PDRB perkapita baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Temuan ini mengindikasikan bahwa dampak ekonomi banjir tidak hanya bersifat langsung melalui kerusakan fisik dan gangguan aktivitas ekonomi, tetapi juga memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Gambar. Kerugian Ekonomi akibat Banjir di Indonesia (dalam Ribu Rupiah) ; Sumber: DiBI BNPB, 2025 (diolah penulis)

Selain itu, penelitian tersebut menemukan bahwa peningkatan kejadian banjir ternyata berpotensi menurunkan tingkat ketimpangan pendapatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Meski demikian, efek ini sangat kecil dan kemungkinan dipengaruhi oleh bantuan sosial serta intervensi pemerintah yang diberikan pascabencana, yang cenderung menyasar kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Dengan demikian, hasil ini menegaskan pentingnya peran kebijakan publik dalam memperkuat ketahanan sosial-ekonomi masyarakat terdampak.

Melihat temuan tersebut, pemerintah perlu memperkuat strategi kesiapsiagaan dan mitigasi bencana dengan pendekatan yang lebih terintegrasi. Upaya strategis yang dapat dilakukan meliputi investasi dalam infrastruktur tahan bencana, peningkatan sistem peringatan dini, serta pemberdayaan masyarakat rentan agar memiliki kapasitas adaptif yang lebih baik. Selain itu, kebijakan pembangunan nasional perlu mengintegrasikan aspek adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dalam setiap perencanaan ekonomi dan tata ruang wilayah. Pendekatan ini bukan hanya untuk mengurangi risiko bencana, tetapi juga untuk menciptakan ketahanan ekonomi jangka panjang di tengah tantangan iklim global yang semakin kompleks.

Dampak jangka panjang banjir terhadap kondisi ekonomi dan ketimpangan di Indonesia menjadi pengingat penting akan keterkaitan erat antara perubahan iklim, stabilitas ekonomi, dan keadilan sosial. Kajian ini sejalan dengan komitmen global terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) melalui penguatan perlindungan sosial bagi masyarakat terdampak bencana, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) melalui investasi berkelanjutan pada sektor infrastruktur dan mitigasi bencana, SDG 10 (Berkurangnya Ketimpangan) dengan mendorong pemerataan bantuan dan kesempatan ekonomi antarwilayah, serta SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) melalui kebijakan adaptasi iklim yang berbasis data dan riset ilmiah.

Sebagai penutup, banjir tidak hanya menjadi ujian bagi ketahanan fisik dan ekonomi Indonesia, tetapi juga menjadi cerminan sejauh mana komitmen nasional dalam membangun masyarakat yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. Di tengah meningkatnya ancaman perubahan iklim, upaya kolektif antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci untuk melindungi ekonomi nasional sekaligus menjaga kesejahteraan generasi mendatang. [Red. Amesta]

Tags: SDG 1: Tanpa Kemiskinan SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan SDG 13 Penanganan Perubahan Iklim SDG 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Recent Post

  • Mewujudkan Kemandirian: Strategi Business Plan sebagai Kunci Keberlanjutan Yayasan Cinta Qur’an
  • Mengembangkan Bisnis Keluarga Berbasis Komunitas
  • Moslem Family Preneur: Model Pengembangan Bisnis Keluarga Muslim
  • Pelatihan dan Pendampingan Tata kelola Koperasi Merah Putih Kalurahan KALIAGUNG Kapanewon Sentolo Kulon Progo
  • Bagaimana Tingkatkan Tata Kelola Koperasi Desa Merah Putih?
Universitas Gadjah Mada

Departemen Ekonomika dan Bisnis

Sekolah Vokasi

Universitas Gadjah Mada

Gedung Suhardi Sigit, Jl. Prof. Dr. Mr. Drs. Notonegoro No.1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281

+(62) 274 513367 | +(62) 274 549289

deb.sv@ugm.ac.id

 

Program Studi

Akuntansi Sektor Publik Manajemen dan Penilaian Properti Pembangunan Ekonomi Kewilayahan Perbankan

Tautan

Sekolah Vokasi UGM Simaster UGM eLOK UGM e-Lisa Simaster HRIS Tracer Study Career Center (VDC) Laboratorium DEB

Unduhan

Unduhan

Media Sosial

© Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY