Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang memprihatinkan di Indonesia. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023, prevalensi diabetes tercatat mencapai 1,7% pada seluruh kelompok usia dan 2,2% pada kelompok usia di atas 15 tahun. Prevalensi diabetes mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2018. Pada 2018, prevalensi diabetes mencapai angka 1,5% pada seluruh kelompok usia dan 2,0% pada kelompok usia di atas 15 tahun. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa diabetes bukan hanya masalah kesehatan individu, melainkan tantangan bagi sistem kesehatan masyarakat. Mengingat diabetes merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia.
Menurut World Health Organization (WHO), salah satu faktor risiko yang menyebabkan penyakit diabetes adalah pola makan tidak sehat. Saat ini, masyarakat sering kali mengedepankan kemudahan dalam memenuhi kepuasan dalam mengkonsumsi makanan. Akibatnya, konsumsi makanan cepat saji yang rendah nutrisi dan tinggi gula semakin meningkat. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa, tetapi juga di kalangan anak-anak dan remaja. Hal tersebut sesuai dengan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang mengungkapkan bahwa prevalensi diabetes lebih tinggi pada kelompok yang menerapkan pola makan tidak sehat. Temuan ini mencakup berbagai kelompok usia, baik di kalangan usia produktif maupun pada lansia.
Kesadaran akan pentingnya pola makan sehat sangatlah krusial dalam upaya pencegahan diabetes. Mengadopsi pola makan yang sehat dapat menjadi langkah proaktif dalam menjaga kesehatan. Salah satu cara untuk mempertahankan pola makan sehat adalah dengan membuat pilihan makanan, terutama camilan. Saat ini, terdapat beragam pilihan camilan yang tidak hanya sehat tetapi juga bergizi, bahkan beberapa di antaranya mengandung nutrisi yang dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Salah satu contoh dari camilan tersebut adalah tempe benguk.
Bahan dasar untuk membuat tempe benguk adalah biji koro benguk masuk ke dalam satu dari beberapa kacang-kacangan yang dianjurkan untuk dikonsumsi, hal ini berdasarkan penelitian mengenai makanan yang dilakukan di daerah Gunung Kidul Bailey. Koro benguk (Mucuna Pruriens) yang dapat digunakan sebagai sumber protein alternatif. Biji koro mempunyai banyak gizi secara mikro maupun makro yang berkhasiat positif untuk tubuh. Selain gizi, koro benguk juga mempunyai kandungan anti-gizi yang berfungsi untuk
mencegah penyerapan zat gizi yang berdampak kurang baik bagi tubuh. Untuk mengoptimalkan kandungan gizi protein dalam koro benguk diperlukan proses pengolahan lebih lanjut, salah satunya adalah dengan diolah menjadi tempe benguk. Selain itu proses ini juga dinilai dapat menghambat unsur anti-gizi yang terkandung di dalamnya, yakni senyawa asam sianida. Biji koro benguk mempunyai kadar protein nabati yang cukup tinggi dan baik untuk perbaikan sel-sel tubuh. Bahkan protein yang terkandung dalam biji koro benguk cukup untuk memenuhi kebutuhan protein bagi kaum vegan yang tidak mendapatkan protein hewani.
Selain mempunyai kandungan protein yang tinggi, tempe benguk juga kaya akan serat yang cocok dikonsumsi saat sedang diet. Makanan yang kaya akan serat avitkan membantu menjaga kesehatan organ pencernaan, menurunkan resiko terkena beberapa penyakit seperti jantung dan diabetes, serta mampu mengatur kadar gula dalam darah. Kemudian tempe benguk mengandung berbagai macam vitamin dan mineral seperti vitamin B kompleks, zat besi, fosfor, magnesium, serta kalium. Vitamin dan mineral ini mampu menjaga kesehatan jantung, sistem saraf, tulang, dan otak. Tempe benguk juga merupakan sumber asam amino esensial bagi tubuh. Asam amino merupakan zat yang tidak diproduksi oleh tubuh manusia, sehingga harus didapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Tempe koro benguk merupakan salah satu makanan yang dapat dijadikan sebagai sumber asam amino yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh serta meningkatkan kekebalan tubuh.
Penelitian dari India juga menemukan bahwa tempe benguk mampu mengobat penyakit arthritis. Tempe benguk mempunyai kandungan gizi yang sebanding dengan kacang-kacangan lainnya, koro benguk mempunyai kandungan protein dan karbohidrat yang lebih tinggi dan kandungan lemak yang lebih rendah. Setiap 100 gram biji koro benguk disinyalir mengandung 24 mg protein 55 gram karbohidrat, 130 mg kalsium, 2 mg zat besi, 200 mg fosfor, 0,3 mg vitamin B1, 70 SI vitamin A, dan 15 gram air. Dalam tempe benguk juga terkandung berbagai macam senyawa aktif seperti alkaloid, prurienidin, β-sitosterol, glutation, lecithin, asam vernolat, dan asam galat. Serta mempunyai kandungan zat-zat bioaktif seperti triptamin, alkilamin, steroid, flavonoid, kumarin, kardenolid, serta mineral seperti magnesium, tembaga, seng, mangan, dan besi.
Mengingat khasiatnya yang beragam maka tempe benguk serta dapat digunakan untuk mencegah berbagai macam penyakit, maka muncul berbagai macam makanan olahan dari tempe benguk. Salah satunya adalah keripik tempe benguk yang diproduksi oleh Kelompok Difabel Kelurahan (KDK) dengan merk “Mucuna Chips”. Kelompok ini beranggotakan perkumpulan masyarakat difabel di wilayah Kelurahan Kaliagung, Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta yang sudah berdiri sejak tahun 2019. Menurut keterangan Winarno selaku wakil ketua KDK Santika Kelurahan Kaliagung, pendirian kelompok ini dilatarbelakangi untuk memperkerjakan para kaum difabel yang saat ini masih kesulitan mendapatkan pekerjaan karena alasan keterbatasan mereka. Winarno juga menjelaskan bahwa kelompok ini berdiri diawali dengan perkumpulan rutin kemudian ada yang mengusulkan agar kelompok difabel bisa berwirausaha untuk menambah pendapatan.
Lebih lanjutnya Winarno juga menjelaskan bahwa aktivitas pemberdayaan masyarakat difabel mempunyai filosofi yang mendalam. Selama ini orang-orang mempunyai persepsi bahwa kaum difabel adalah kaum yang pasif, hanya bisa menadahkan tangannya ke bawah. Maka dengan hadirnya Dapur Mucuna maka akan memunculkan persepsi bahwa kaum difabel juga mampu bangkit dan berjuang untuk mendapatkan penghasilan sendiri sehingga tidak perlu menunggu untuk mendapatkan bantuan. Terbukti dengan adanya unit usaha keripik tempe benguk Mucuna Chips, mampu menghasilkan dampak positif bagi para kaum difabel terutama dari segi finansial, setiap bulannya mereka mampu mendapatkan penghasilan sebesar 1 juta rupiah dari hasil penjualan.
Proses produksi tempe benguk berjalan sehari-hari dilakukan di Dapur Mucuna yang berlokasi di Dusun Tegowanu, Kelurahan Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Menurut keterangan salah satu tenaga produksi keripik Mucuna yakni Ibu Atik, dalam sehari mereka mampu memproduksi kurang lebih 7 kg keripik tempe. Proses produksi dilakukan oleh 8 orang yang seluruhnya merupakan pengelola atau anggota dari KDK Santika dari awal proses pembuatan tempe hingga menjadi produk jadi siap edar. Saat ini keripik ini telah mempunyai dua varian rasa yakni rasa original dan juga rasa pedas. (Red. Fosa)