
Dalam upaya mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya terkait dengan tujuan nomor 1 (Tanpa Kemiskinan) dan nomor 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), sebuah tim peneliti dari Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian mendalam tentang pengaruh kebijakan suku bunga terhadap likuiditas bank dan stabilitas keuangan di Indonesia. Penelitian ini merupakan bagian dari flagship “Economic Development” yang bertujuan mengatasi permasalahan bangsa, khususnya kemiskinan melalui pendekatan ekonomi dan keuangan.
Dipimpin oleh Saiqa Ilham Akbar BS, S.E., M.Sc., penelitian ini secara khusus menyoroti bagaimana kebijakan moneter, dalam hal ini kebijakan suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, berdampak pada stabilitas perbankan yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Dengan menggunakan data panel dari berbagai bank komersial dalam periode 2010 hingga 2020, tim peneliti menemukan bahwa kebijakan suku bunga memiliki dampak signifikan terhadap aspek-aspek vital seperti likuiditas bank serta indikator stabilitas keuangan yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non-Performing Loans (NPL).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan suku bunga yang tinggi cenderung menurunkan likuiditas bank namun, secara positif, mampu meningkatkan stabilitas keuangan. Fenomena ini terjadi karena bank menjadi lebih selektif dalam memberikan kredit, terutama kredit berisiko tinggi, sehingga mengurangi potensi risiko gagal bayar dan krisis keuangan. Di sisi lain, tingkat suku bunga rendah yang berkepanjangan cenderung meningkatkan risiko pengambilan keputusan bank, yang dapat membahayakan stabilitas keuangan dalam jangka panjang.
Menurut Saiqa Ilham Akbar, kebijakan suku bunga yang efektif sangat penting dalam menjaga keseimbangan antara likuiditas dan stabilitas keuangan, yang pada gilirannya turut mempengaruhi stabilitas makroekonomi nasional. Stabilitas ekonomi makro yang terjaga merupakan prasyarat penting dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta dalam mengurangi tingkat kemiskinan secara signifikan, sebagaimana ditekankan dalam SDGs.
Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan holistik dalam kebijakan moneter. Tim peneliti menegaskan bahwa kebijakan suku bunga harus dirancang secara hati-hati dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap likuiditas bank dan stabilitas keuangan secara keseluruhan. Dengan demikian, pembuat kebijakan diharapkan mampu mengimplementasikan kebijakan yang tidak hanya mengejar tujuan ekonomi jangka pendek, namun juga memastikan keberlanjutan ekonomi jangka panjang.
Dampak positif dari stabilitas keuangan yang terjaga, menurut hasil penelitian, akan berdampak luas pada perekonomian, terutama dalam menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak, menurunkan angka pengangguran, serta meningkatkan daya beli masyarakat secara umum. Kondisi ini secara langsung berkontribusi pada pencapaian SDG nomor 8, yang menekankan pentingnya pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Selain itu, stabilitas keuangan yang kokoh juga mampu meminimalkan risiko terjadinya krisis ekonomi, yang seringkali memiliki dampak terparah bagi kelompok miskin dan rentan. Dengan demikian, stabilitas sektor perbankan turut mendukung pencapaian SDG nomor 1 tentang pengentasan kemiskinan.
Lebih lanjut, penelitian ini menyediakan implikasi kebijakan yang penting bagi regulator keuangan, khususnya Bank Indonesia. Pembuat kebijakan diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan suku bunga, dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap kestabilan sistem keuangan dan pertumbuhan ekonomi.
Hasil penelitian ini akan disebarluaskan melalui jurnal internasional bereputasi serta seminar nasional guna memperluas dampak akademis dan kebijakan. Publikasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan dan masyarakat luas mengenai pentingnya pengelolaan kebijakan moneter yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, sejalan dengan tujuan-tujuan dalam SDGs.
Akhirnya, melalui penelitian ini, diharapkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya stabilitas keuangan sebagai salah satu fondasi utama untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan dapat semakin meningkat. Hal ini akan menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih resilien terhadap berbagai gejolak eksternal maupun internal, memastikan Indonesia tetap berada di jalur yang benar dalam pencapaian SDGs secara menyeluruh. [Red. Saiqa]