Pulau Banyak, Aceh Singkil (Juli 2025) – Sebagai bagian dari upaya nyata dalam mendorong tumbuhnya usaha mikro , kecil, dan menengah (UMKM) lokal, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Program KKN-PPM tim Banyak Bagia, Prodi Pembangunan Ekonomi Kewilayahan, sukses menggelar Pelatihan Pengolahan Hasil Laut. Kegiatan ini diselenggarakan pada 6 Juli 2025 dan berlangsung sehari penuh di Desa Pulau Baguk, Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh.
Potensi hasil laut di kawasan ini sangat melimpah, namun selama ini sebagian besar hanya dipasarkan dalam bentuk ikan segar atau olahan sederhana. Melihat kondisi tersebut, mahasiswa KKN menghadirkan pelatihan pembuatan odeng ikan tongkol sebagai alternatif olahan bernilai tambah. Inovasi ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi masyarakat dalam mengembangkan produk kuliner khas yang memiliki daya saing.
Kegiatan yang digelar di rumah Kepala Desa Pulau Baguk ini diikuti oleh ibu rumah tangga dan pelaku usaha kecil setempat. Peserta mendapatkan penjelasan mengenai cara memilih bahan baku yang segar, menjaga kebersihan, serta langkah-langkah mengolah ikan tongkol menjadi adonan odeng. Pelatihan dilakukan secara praktik langsung, mulai dari proses penghalusan ikan, pencampuran bumbu, pencetakan, hingga perebusan.
Tidak hanya berhenti pada tahap produksi, peserta juga dibekali dengan keterampilan pengemasan sederhana agar produk terlihat higienis dan menarik. Penggunaan plastik bening dan label produk diperkenalkan untuk meningkatkan daya tarik pasar. Materi tambahan mengenai strategi pemasaran juga diberikan, termasuk peluang menjadikan odeng ikan tongkol sebagai produk unggulan lokal yang dapat dipasarkan tidak hanya di wilayah setempat, tetapi juga ke luar daerah melalui wisatawan.
Antusiasme warga terlihat jelas sepanjang kegiatan. Banyak peserta menyatakan pelatihan ini membuka wawasan baru sekaligus memberikan peluang usaha rumahan yang sebelumnya belum terpikirkan. Harapannya, keterampilan yang diperoleh mampu menjadi modal dalam meningkatkan pendapatan keluarga, sekaligus memperkuat identitas kuliner Pulau Banyak sebagai kawasan pesisir yang kaya inovasi.
Selain praktik pengolahan, mahasiswa KKN juga memberikan simulasi perhitungan biaya produksi dan estimasi keuntungan dari penjualan odeng ikan tongkol. Perhitungan sederhana ini bertujuan agar peserta dapat memahami bagaimana mengelola usaha kecil dengan baik, mulai dari penentuan harga jual, pengendalian biaya, hingga strategi distribusi produk.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari perangkat desa. Kepala Desa Pulau Baguk menyampaikan, “Pelatihan semacam ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, terutama ibu rumah tangga yang ingin menambah pendapatan keluarga. Kami berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut dengan pendampingan berkelanjutan agar potensi lokal semakin tergarap optimal.”
Salah satu peserta, seorang ibu rumah tangga, juga mengungkapkan rasa syukurnya karena dapat belajar langsung teknik mengolah ikan tongkol menjadi odeng. Ia mengatakan, “Sebelumnya saya hanya terbiasa menjual ikan segar di pasar, tetapi setelah ikut pelatihan ini saya jadi ingin mencoba memproduksi olahan sendiri. Odeng ikan tongkol rasanya enak, praktis, dan cocok dijual kepada masyarakat luas.”
Bagi mahasiswa KKN, kegiatan ini menjadi wujud nyata kontribusi akademik kepada masyarakat. Selain menyalurkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, juga belajar memahami kondisi riil lapangan serta tantangan ekonomi masyarakat pesisir. Melalui kolaborasi ini, diharapkan tercipta hubungan yang saling menguatkan antara perguruan tinggi dan warga, sehingga potensi daerah tidak hanya dikenal, tetapi juga mampu memberi manfaat nyata bagi peningkatan kesejahteraan.
Dengan terselenggaranya Pelatihan Pengolahan Hasil Laut ini, mahasiswa KKN-PPM UGM berharap masyarakat Desa Pulau Baguk dapat terus mengembangkan keterampilan yang telah diperoleh, sehingga lahir produk-produk unggulan lokal yang mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana berbagi ilmu, tetapi juga menjadi langkah awal dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat pesisir melalui pemanfaatan potensi laut yang melimpah. [Red. Amesta]