
Wonosari, Gunungkidul – Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah menjadi kunci utama dalam mencapai kemandirian fiskal daerah. Melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang difasilitasi oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Sekolah Vokasi UGM dengan ketua Mukhlis, S.E., M.Acc., telah dirumuskan tiga hasil inovasi strategis untuk mendorong Pendapatan Asli Daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Ketiga inovasi tersebut berdasarkan hasil usulan bersama 28 peserta yang mewakili 16 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Gunungkidul. Peserta terbagi menjadi 3 kelompok dalam rumpun kesehatan, ekonomi perdagangan, dan teknologi pertanian.
Inovasi pertama dari kelompok OPD bidang kesehatan berupa pengembangan layanan Poli Jantung dan manajemen penambahan kantin kesehatan di RSUD Wonosari maupun Saptosari. Pembukaan Poli jantung merespon dari tingginya kebutuhan layanan spesialis sekaligus mampu mengurangi rujukan ke luar daerah sehingga secara langsung mampu meningkatkan pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Sementara itu, pengelolaan kantin dapat membuka diversifikasi penerimaan pendapatan melalui retribusi sewa dan bagi hasil.

Inovasi kedua dari kelompok rumpun ekonomi, jasa usaha, dan perdagangan melalui optimalisasi dan digitalisasi pasar. Inovasi ini hadir sebagai solusi dari terjadinya penurunan okupansi pasar tradisional akibat persaingan toko online. Strategi yang diusung berapa promosi terpadu via media sosial dan kampanye kreatif âGebyar Pasarâ untuk menarik kembali minat pengunjung yang nantinya mampu mengoptimalkan penerimaan retribusi sewa kios di pasar.
Selanjutnya, inovasi terakhir berfokus pada sektor sumber daya alam melalui penerapan teknologi tepat guna berupa Sumur Bor dan UV Dryer untuk produksi benih padi unggul. Hal ini mengingat kondisi geografis Gunungkidul yang rentan terjadi kekeringan sehingga dengan adanya sumur bor diharapkan mampu menjamin suplai air irigasi. Sementara UV Dryer atau pengering benih berbasis greenhouse yang memanfaatkan sinar matahari akan memastikan kualitas benih tetap terjaga meskipun di musim hujan. Inovasi ini diproyeksikan akan meningkatkan penjualan benih ungguh sehingga menambah retribusi jasa usaha pada pengering dan irigasi.
Langkah inovasi tersebut selaras dengan capaian SGD 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonom dengan menciptakan perluang ekonomi baru bagi daerah. Implementasinya pun juga memperkuat tata kelola pemerintah secara efektif sesuai dengan SGD 16 Kelembagaan yang Tangguh serta menjadi bukti keberhasilan SGD 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan berupa kolaborasi antara akademisi dengan pemerintah daerah dalam memecahkan permasalahan pembangunan.Harapannya hasil inovasi ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan agar mengurangi ketergantungan Kabupaten Gunungkidul terhadap dana transfer pusat.
Kata kunci
SGD 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SGD 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh, SGD 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.