Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), teknik storyboard dan copywriting menjadi dua alat yang sangat penting dalam pengembangan produk dan pemasaran. Keduanya tidak hanya membantu UMKM dalam menyampaikan pesan yang jelas dan menarik kepada konsumen, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ke-8, yang menekankan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak untuk semua. Storyboard adalah representasi visual dari ide atau cerita yang digunakan untuk merencanakan dan mengorganisir berbagai elemen dalam produksi, baik itu untuk video, iklan, atau presentasi produk. Dengan menggunakan storyboard, pelaku UMKM dapat merencanakan alur cerita produk mereka secara lebih terstruktur. Hal ini memungkinkan mereka untuk memahami bagaimana produk akan dipersepsikan oleh konsumen dan bagaimana setiap elemen dari produk tersebut dapat berinteraksi satu sama lain. Menurut penelitian dari Prasmul-ELI, storyboard tidak hanya membantu dalam merencanakan visualisasi produk tetapi juga meningkatkan pengalaman pengguna dengan memetakan perjalanan konsumen (customer journey) secara lebih efektif. Ini sangat penting bagi UMKM yang ingin meningkatkan kepuasan pelanggan dan memaksimalkan nilai produk mereka.
Di sisi lain, copywriting merupakan seni menulis teks persuasif yang bertujuan untuk menarik perhatian konsumen dan mendorong mereka untuk melakukan tindakan tertentu, seperti membeli produk atau layanan. Dalam konteks UMKM, kemampuan copywriting yang baik dapat menjadi pembeda antara keberhasilan dan kegagalan dalam pemasaran. Copywriting yang efektif tidak hanya sekadar menjelaskan fitur produk tetapi juga harus mampu membangun hubungan emosional dengan pelanggan. Sebuah studi oleh Digimind menunjukkan bahwa copywriting yang baik dapat meningkatkan tingkat konversi penjualan hingga 30%, karena mampu menyampaikan pesan dengan cara yang menarik dan relevan bagi audiens target. Dengan demikian, pelaku UMKM perlu memahami audiens mereka dengan baik agar dapat menggunakan bahasa dan gaya penulisan yang sesuai dengan karakteristik target pasar mereka.
Keterkaitan antara teknik storyboard dan copywriting dengan SDGs ke-8 sangat jelas terlihat dalam konteks pengembangan keterampilan dan peningkatan produktivitas. Dengan menguasai kedua teknik ini, pelaku UMKM tidak hanya meningkatkan kemampuan pemasaran mereka tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal. Pelatihan dalam teknik-teknik ini memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM untuk belajar cara menciptakan konten yang menarik dan relevan, sekaligus memperkuat merek mereka di pasar. Selain itu, penggunaan storyboard dalam perencanaan produk membantu UMKM untuk lebih inovatif dalam menciptakan solusi yang memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga mendorong penciptaan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing di pasar.
Pentingnya teknik-teknik ini juga tercermin dalam berbagai program pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi seperti ASEPHI (Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia). Melalui program-program ini, anggota UMKM diberikan pengetahuan praktis tentang cara menggunakan storyboard untuk merencanakan kampanye pemasaran mereka serta teknik copywriting untuk membuat konten yang persuasif. Data menunjukkan bahwa peserta pelatihan ini mengalami peningkatan signifikan dalam keterampilan pemasaran digital mereka, yang berdampak langsung pada peningkatan penjualan produk kerajinan mereka.
Dengan demikian, penerapan teknik storyboard dan copywriting bukan hanya sekadar strategi pemasaran tetapi juga merupakan langkah penting menuju pencapaian SDGs ke-8. Keduanya membantu UMKM untuk berkembang secara berkelanjutan dengan menciptakan produk yang lebih baik dan lebih relevan bagi konsumen, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Dalam dunia bisnis saat ini, di mana persaingan semakin ketat dan konsumen semakin cerdas, kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang menarik dan efektif menjadi lebih penting dari sebelumnya. Oleh karena itu, investasi dalam pengembangan keterampilan ini harus menjadi prioritas bagi setiap pelaku UMKM yang ingin bertahan dan berkembang di pasar global. (Red.Fani)