
Penanaman jiwa kewirausahaan merupakan pondasi penting bagi pembangunan karakter generasi muda agar memiliki kemandirian, kreativitas, dan daya juang dalam menghadapi tantangan masa depan. Oleh karena itu pengembangan karakter kewirausahaan harus dimulai sejak dini, untuk mendukung hal tersebut kegiatan program pengabdian masyarakat dilakukan dengan mengusung tema “Kewirausahaan Kreatif: Menumbuhkan Insting Bisnis Kreatif Sedari Dini di SD Giritirto”. Program ini dipilih untuk mengatasi tantangan yang berada di lokasi mitra yaitu minimnya pengetahuan siswa mengenai kewirausahaan dan kewirausahaan kreatif.
Tujuan utama dilaksanakannya kegiatan ini untuk mendeskripsikan proses pengembangan dan efektivitas penggunaan media pembelajaran kreatif yang mampu memberikan pengetahuan dasar mengenai kewirausahaan agar menjadi pengalaman belajar yang praktis dan menyenangkan bagi siswa SD Giritirto. Solusi yang ditawarkan adalah pembuatan modul pembelajaran dan video pembelajaran yang kreatif tentang kewirausahaan. Pembuatan modul dan video ini dinilai dapat menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan di SD Giritirto. Kedua inovasi tersebut menyentuh satu pilar dari Sustainable Development Goals (SDGs).
Kontribusi utama yang terdapat pada program ini selaras dengan SDG 4 : Pendidikan Berkualitas. Inovasi pembuatan modul pembelajaran dan video pembelajaran yang interaktif untuk menumbuhkan serta menanamkan jiwa kewirausahaan. Modul pembelajaran ini berisi materi mengenai kewirausahaan, contoh produk kewirausahaan, latihan soal dan kuis-kuis ringan. Sedangkan video pembelajaran berisi materi praktik pembuatan produk kewirausahaan yang dikemas dalam bentuk video animasi. Kedua inovasi tersebut menunjukkan bahwa pentingnya pendidikan tambahan dan mendorong kesempatan untuk belajar.
Konsep jiwa kewirausahaan yang ditanamkan pada anak SD difokuskan pada tiga indikator utama: kreativitas dalam menghasilkan ide, kemampuan mengambil keputusan sederhana, dan inisiatif mandiri. Secara usia SD merupakan masa emas untuk menanamkan nilai-nilai ini melalui kegiatan bermain dan berbasis proyek (project-based learning). Dalam konteks ini, media pembelajaran kreatif memegang peran sentral, berfungsi sebagai jembatan antara teori dan praktik. Media yang efektif haruslah bersifat interaktif, visual, dan memungkinkan siswa untuk terlibat aktif (hands-on) dalam simulasi aktivitas wirausaha, bukan sekadar mendengarkan ceramah.
Disimpulkan bahwa dari media pembelajaran ini mereka dapat belajar langsung untuk mengembangkan dan menanamkan jiwa kewirausahaan pada diri mereka. Dampak dari program ini berhasil mengubah pembelajaran kewirausahaan dari sekadar pengetahuan menjadi pembentukan karakter dan keterampilan praktis. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat menjadi model pembelajaran yang ideal untuk pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan yang efektif dan berbasis praktik untuk anak-anak sekolah dasar. [Red. Leo]