Yogyakarta – Pada tanggal 01-04 November 2024, seorang mahasiswa yang berasal dari Prodi D-IV Pembangunan Ekonomi Kewilayahan (PEK) UGM berhasil lolos dan diterima untuk mengikuti ajang Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) ke-15 yang diselenggarakan di Rama Gardens Hotel, Bangkok, Thailand. Pada tahun ini, konferensi MUN tersebut mengangkat tema, “Empowering Youth Diplomacy for Global Harmony.”
Kegiatan MUN ini berlangsung selama empat hari, yaitu dari tanggal 01 November hingga tanggal 04 November 2024. Hari pertama, Jumat (01/11) digunakan untuk kegiatan pembukaan dan gala dinner serta sambutan dari beberapa panitia pelaksana dan sejumlah keynote speaker yang dihadirkan dari beberapa instansi seperti Wakil Duta Besar Indonesia untuk Thailand, Presiden International Global Network (IGN), Duta Besar Swedia untuk Thailand, Duta Besar Sudan untuk Thailand, dan lainnya. Kemudian pada hari kedua, Sabtu (02/11) dilaksanakan proses konferensi MUN untuk setiap lembaga yang ada di PBB seperti UNICEF, UNESCO, IMF, Interpol, WHO, FAO, dan lain sebagainya. Setiap lembaga yang terdiri dari pembagian peserta yang telah tergabung membahas berbagai macam tema yang diangkat untuk setiap lembaga terkait. Hari ketiga (03/11) dilaksanakan program wisata keliling Kota Bangkok dengan menjelajahi tempat peribadatan umat Budha dan pasar oleh-oleh khas Thailand. Malam harinya dilanjutkan dengan kegiatan penutupan dan penyerahan sertifikat konferensi untuk beberapa delegasi terpilih. Hari Senin (04/11) digunakan sebagai hari penjemputan ke bandara untuk kepulangan para delegasi ke negara masing-masing.
Ralditiya Rifki Januar, sebagai salah satu mahasiswa PEK berhasil lolos dalam penerimaan delegasi dan berhak untuk mengikuti kegiatan konferensi MUN yang diselenggarakan di Bangkok tersebut. Dia masuk menjadi anggota UNESCO yang merepresentasikan negara Liberia yang membahas isu soal “Enhance Community Media Sustainability: Gender Equality Strategy”. Dalam kesempatannya untuk berbicara, Ralditiya menekankan pentingnya media dalam menyuarakan keseteraan gender di wilayah Afrika, terutama Liberia yang menjadi negara pertama di Afrika yang memiliki beberapa program kerja pengentasan ketimpangan gender. Dalam pidatonya, Ralditiya mengajak kepada seluruh delegasi yang hadir, terutama delegasi dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, United Kingdom (UK), dan Rusia untuk saling bekerjasama membantu negara-negara berkembang seperti halnya Liberia dalam membentuk media komunitas yang bebas untuk menyuarakan gagasan serta suara kaum perempuan Afrika dalam memperoleh haknya di dalam segala aspek kehidupan.
Kegiatan konferensi MUN dan segala kegiatan lainnya berjalan dengan baik dan penuh dengan gagasan-gagasan besar bagi kemajuan global. Konferensi MUN ini sangat berguna untuk membentuk calon-calon delegasi muda di seluruh negara dunia untuk bekerjasama mewujudkan segala cita-cita pembangunan berkelanjutan dan memberantas segala ketidakadilan dan ketimpangan di dalam jalannya pemerintahan global. Konferensi ini pula juga bertujuan untuk melatih para delegasi muda bernegosiasi dan public speaking skill yang terasah dengan baik dalam memaparkan setiap gagasan dan perdebatan positif yang terjadi selama jalannya konferensi. (Red. Ralditiya)