Stunting adalah masalah gizi kronis yang terjadi akibat kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu panjang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan anak. Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar usianya, yang dapat berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak di masa depan. Stunting tidak hanya berkaitan dengan kondisi ekonomi, tetapi juga faktor pengasuhan dan pemahaman tentang pentingnya asupan gizi seimbang.Untuk mencegah stunting, penting bagi masyarakat, khususnya para orang tua, untuk memahami konsep gizi seimbang. Pola makan 4 Sehat 5 Sempurna yang dahulu dikenal, kini digantikan oleh konsep Tumpeng Gizi Seimbang yang lebih komprehensif. Konsep ini menekankan pentingnya variasi jenis makanan dalam proporsi yang sesuai, termasuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang diperlukan tubuh setiap harinya. Hal ini juga berlaku bagi ibu hamil dan menyusui yang membutuhkan nutrisi khusus agar bayi dapat berkembang dengan baik.
Selain itu, cara pengolahan makanan memegang peranan penting dalam menjaga kualitas gizi. Metode perebusan, misalnya, dapat mengurangi kandungan zat gizi dalam bahan makanan, terutama vitamin yang larut dalam air seperti vitamin C dan B kompleks. Sebaliknya, metode memasak seperti mengukus atau menumis dianggap lebih baik dalam menjaga kandungan nutrisi. Mengukus membantu menjaga vitamin dan mineral tetap utuh, sementara menumis memungkinkan pengendalian jumlah minyak yang digunakan, serta meningkatkan penyerapan vitamin larut lemak.Tidak hanya pemahaman tentang gizi, meluruskan mitos-mitos yang salah mengenai makanan juga penting dalam pencegahan stunting. Salah satu mitos yang perlu diwaspadai adalah anggapan bahwa anak dari keluarga mapan tidak mungkin mengalami stunting. Faktanya, siapapun bisa mengalami stunting, terlepas dari latar belakang ekonomi, jika tidak ada pengasuhan dan pola makan yang tepat. Misalnya, kebiasaan mengkonsumsi camilan yang tidak sehat atau kurangnya pengetahuan mengenai kebutuhan gizi anak bisa berkontribusi pada masalah ini.
Penting juga untuk mencatat bahwa stunting berdampak pada perkembangan kecerdasan anak. Stunting dapat menghambat anak dalam mencapai milestone perkembangan sesuai usianya, seperti kemampuan motorik, kognitif, dan bahasa. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan stimulasi yang cukup serta asupan nutrisi yang tepat agar anak bisa mencapai perkembangan optimal. Sebagai solusi, masyarakat dapat memanfaatkan bahan pangan lokal yang mudah diakses dan terjangkau sebagai alternatif makanan bergizi. Bahan seperti ubi, singkong, tempe, dan tahu bisa diolah menjadi berbagai menu yang menarik dan kaya nutrisi, seperti nugget singkong, pizza pisang, atau rolade tahu. Kreativitas dalam mengolah makanan ini dapat menjadi cara efektif untuk menyediakan gizi seimbang tanpa perlu biaya yang besar.
Edukasi gizi dan kesadaran akan pentingnya pengolahan makanan yang benar sangat penting untuk mencegah stunting. Dengan pengetahuan yang cukup, orang tua dapat memberikan nutrisi yang tepat bagi anak, memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta mengurangi risiko stunting di masa depan. (Red. Hilda)